2 Bulan Polindes Kampung Tofot sbir dipalang, akhirnya dibuka dan kembali beroperasi

TEMINABUAN, PAPUASPIRITNEWS.COM-Setelah hampir dua setengah bulan terhenti akibat aksi pemalangan oleh pemilik hak ulayat, akhirnya Pos Kesehatan Desa (Polindes) di Kampung Tofot, Distrik Seremuk, kembali dibuka dan siap melayani masyarakat.
Pemalangan yang dilakukan sejak 22 Februari 2025 tersebut, baru dibuka pada tanggal 3 Mei 2025, setelah dilakukan proses mediasi oleh Pelaksana Tugas Kepala Puskesmas Seremuk, Yesaya Kolinggea, Amd.KL, bersama tokoh intelektual Distrik Seremuk, Jhoni Kaliele.
Aksi pemalangan dilakukan sebagai bentuk protes oleh keluarga pemilik lahan tempat berdirinya Polindes, terkait persoalan lahan yang belum mendapat penyelesaian dari pemerintah daerah. Akibat pemalangan ini, pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Kampung Tofot dan kampung-kampung sekitar seperti Sbir dan Kweel sempat lumpuh total.
Akibat pemalangan tersebut, dua bulan, masyarakat terutama ibu hamil, balita, dan lansia. harus menempuh jarak berkilo-kilometer untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ke pusat kesehatan masyatakat (Puskesmas) bahkan ke Rumah Sakit Cholo Keyen Teminabuan.
Yesaya Kolinggea mengambil inisiatif untuk menjalin komunikasi dan pertemuan dengan pihak keluarga pemilik lahan, akhirnya tercapai kesepahaman bersama demi kepentingan umum.
“Kami tidak bisa menunggu terlalu lama karena kebutuhan kesehatan masyarakat adalah hal yang mendesak. Banyak warga yang sudah mulai kesulitan mengakses imunisasi, kontrol kehamilan, bahkan penanganan penyakit ringan pun terhambat.
Maka saya bersama tim melakukan pendekatan langsung kepada keluarga pemilik tanah, berbicara dari hati ke hati,” ungkap Yesaya Kolinggea dalam pernyataannya kepada wartawan.
Dijelaskannya, pembukaan palang ini bukan hanya hasil dari mediasi formal, melainkan juga karena adanya semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial dari semua pihak, termasuk keluarga pemilik lahan.
“Saya sangat menghargai kebesaran hati dari pihak keluarga yang akhirnya bersedia membuka kembali akses Polindes. Ini menunjukkan bahwa masyarakat kita masih menjunjung tinggi rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama,” tambahnya.
Sementara itu, Jhoni Kaliele, tokoh intelektual Distrik Seremuk menyatakan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Ia juga memuji kesigapan Yesaya Kolinggea dalam mengambil langkah-langkah baik.
“Ketika saya tahu bahwa Polindes dipalang, saya langsung berkonsultasi dengan Bapak Yesaya. Ternyata beliau juga sudah bergerak. Saya sangat mengapresiasi kecepatan beliau dalam menangani persoalan ini.
Kami sama-sama turun ke lapangan, berdiskusi langsung dengan pemilik lahan, dan menyampaikan bahwa pelayanan kesehatan ini sangat penting bagi masyarakat kita,” tutur Jhoni Kaliele.
Atas nama masyarakat Kampung Tofot dan Kampung Sbir, Jhoni Kailele menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
“Kami merasa lega karena mulai tanggal 5 Mei nanti, masyarakat bisa kembali mendapatkan layanan kesehatan secara normal,” akuinya.
Saat ini, kata dia sejumlah tenaga kesehatan sudah mulai membersihkan area Polindes dan mempersiapkan fasilitas pelayanan yang sempat tidak digunakan selama 2 bulam.
Dirinya berharap dengan dibukanya palang Polindes maka Pemkab Sorong Selatan sebelum membangun fasilitas umum tetapi juga memperhatikan persoalan hak ulayat agar kedepannya persoalan seperti ini tak terulang lagi.[Gamal Kailele/engel semunya]