Akhiri Konflik di Tanah Papua, JDP: Berbagai Pihak untuk Duduk Berbicara
MANOKWARI, PAPUASPIRITNEWS.com-Jaringan Damai Papua (JDP) senantiasa mendorong para pihak yang menjadi bagian dari konflik sosial politik di Tanah Papua untuk duduk dan berbicara, guna mencari jalan keluar untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari 50 Tahun sejak Integrasi politik 1 Mei 1963 di Provinsi Irian Barat/Tanah Papua.
Sebagai Juru Bicara (Jubir) JDP Yan Christian Warinussy ingin mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Papua Irjen Pol.Mathius D.Fachiri untuk memimpin operasi penyelidikan kriminal atas dugaan tindak pidana pembunuhan yang menimpa pilot helikopter Glen Malcolm Conning berkebangsaan Selandia Baru tersebut.
Conning diduga telah dibunuh secara keji oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). JDP tidak ingin “memihak” pada siapapun, termasuk Negara sekalipun. Sebab di awal pemberitaan pada beberapa media sosial dan media cetak lokal Papua maupun Indonesia menyebutkan bahwa Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut dibunuh oleh KKB dan pesawat helikopter milik PT.Intan Angkasa Air Service tersebut dibakar oleh KKB.
Sementara para penumpangnya yang terdiri dari 8 (delapan) orang tenaga kesehatan, 2 (dua) orang guru serta 2 (dua) orang anak kecil selamat. Sementara dari sumber JDP di lokasi kejadian menunjuk adanya posisi pilot almarhum Conning terduduk bersandar pada setir pesawatnya dengan tak bergerak sama sekali dan ada bagian tubuhnya nampak darah segar mengalir dan pesawat helikopternya yang dalam keadaan baik.
“Keadaan ini cukup menimbulkan banyak praduga dan pertanyaan, sehingga JDP senantiasa akan mendesak dilakukannnya investigasi kriminal oleh Polri dan investigasi hak asasi manusia oleh Komnas HAM RI”,ujar Warinussy Selasa, (6/8).
Selain itu, JDP juga belum melihat adanya pengakuan langsung dari pihak tertuduh yaitu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau yang oleh Negara disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa “serangan” Distrik Alama, Senin (5/8) tersebut. [red]