Antusias Anak Papua Menjadi Polisi Bisa Berubah Jadi Anti Pati
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Penerimaan Casis Polisi Tantama dan Bintara Reguler maupun Casis polisi melalui kebijakan afirmasi (CASIS OTSUS) selama 5 tahun terakhir menunjukan tren peningkatan.
Setiap Penerimaan polisi di Papua Barat dan Papua Barat Daya kuota yang tersedia 1000 namun antusias anak-anak yang mengikuti tes bisa mencapai 2000 anak.
Tingkat Minat anak-anak Muda Papua untuk menjadi polisi ini merupakan wujud indikator positif. Bahwa saat ini ada banyak anak Papua mau turut menjaga Republik Indonesia. Turut Mengambil bagian dan rasa bertangung jawab. Ketertarikan anak Papua untuk menjadi polisi ini di pandang dari sudut yang lain bahwa kesadaran kebangsaan tumbuh di kalangan anak remaja.
Papua yang sering bergejolak, dianggap belum tuntas dari sisi historis politik, Integrasi wilayah belum di ikuti dengan integrasi sosial.
Kesadaran anak ini hendak tunaikan oleh anak-anak Papua Melalui Tugas TANTAMA dan BINTARA POLRI. Tinggal bagaimana kesadaran alamiah ini di akomodasi, di fasilitasi dan di berdayakan.
Rekrutmen CASIA POLRI khususnya POLDA Papua Barag Pada Kuota Reguler 2024 saat ini merupakan momentum yang tepat. Semanggat lahirnya Pancasila 1 Juni 2024 bersamaan dengan Proses Selsksi Casis polisi.
Hendaknya semanggat lahirnya pancasila sebagai Ideologi jalan tengah bagi NKRI di manifestasikan, di wujudkan dalam bentuk kebijakan dam Program Nasional yang ada. Sebagai contoh rekrutmen casis POLRI Harus 90% atau 80% OAP. Kebijakan khusus bahwa kuota 100 Per PORLESTA di Papua Barat Daya Hendaknya di berikan afirmasi agar banyak anak Papua mengunakan kuota yang ada.
Dengan semanggat Pancasila sebagai Ideologi yang mempersatukan. Harusnya Merespon Kebutuhan dan Kondisi Daerah. Anak-anak Papua yang dulunya tidak berminat masuk TNI dan POLRI, namun saat ini mereka antusias untuk menjadi bagian dari Keluarga Besar POLRI dan TNI yang ada. Mimpi dan Harapan anak-anak Papua ini harus di jemput, di rangkul dan di berdayakan. Persoalan kekurangan bisa di benahi selama pendidikan berjalan.
Apabila Semanggat dan harapan anak Papua untuk Mengapai mimpi bersama POLRI tidak di fasllitasi, di wadahi bahkan di afirmasi secara baik melalui mekanisme tes yang transparan, akuntabel akan membuat harapan banyak anak muda menjadi pupus.
Jika ada kekurangan pada diri anak-anak Papua yang mengikuti seleksi Casis, hendaknya ada kebijakan untuk selektif menilai. Jika persoalan kesehatan, akademik yang tidak Fatal bagi dirinya dan pekerjaan, hendaknya di terima dan di luluskan lalu akan di berdayakan kemudian.
Anak-anak Muda yang pikirannya Jernih, belum tersentuh aliran pemahaman, pemikiran, ideologi politik harus bisa di jemput, di jembatani, di tanam dan di rawat dengan baik. Anak-anak harus di jemput harapannya, dirawat dan diarahkan. Dunia teknologi 4:0 yang menembus batas ruang dan waktu atau conecting people bisa berdampak pembajakan generasi oleh pihak lain yang menguasai arus teknokogi dan informasi.
Kita bisa lihat, sejarah industri tentara Bayaran di Amerika dalam kisah Buku Black Water. Bagaimana Pemuda di Rekrut di jadikan Tentara yang siap di sewakan Jasanya untuk misi-misi tertentu oleh pihak yang membutuhkan dan Pihak yang menyediakannya.
Pemerintah dan POLDA PB Harus bersyukur bahwa gejolak dunia yang terhubung dengan baik ini, masih ada anak muda Papua yang berbondong-bondong datang untuk memberi diri dan mengambil tangung jawab sebagai POLISI. Sekalipun rekrutmen ini pada level terendah Tantama atau BINTARA. Status atau jabatan paling rendah di kepolisian yang butuh 10 hingga 20 Tahun untuk naik pada karir dan level tertentu. Casis tentu berbeda dengan Sekolah Kedinasan AKPOL, AKMIL dan lain sebagainya.
Besar harapan kami, Panitia dan POLDA Bisa Mengambil intisari dan semanggat dari apa yang kami sampaikan ini agar menjadi bahkan dalam menata dan mengatur dinamika Sosial, Politik dan Keamanan HANKAM di NKRI khususnya tanah Papua Meninjau Kembali Dan Meluluskan Sejumlaj Anak-anak OAP yang sudah mengikuti seleksi hingga tahap akhir. Inilah saluran-saluran yang tersumbat, tidak tersampaikan agar tidak terjadi bola salju yang suatu saat akan meledak menemukan jalan sendiri.
Tugas kami mengingatkan
Kalau lupa nanti suatu saat pasti akan ingat. Jadi Ingatlah, Lupakan Jangan.
Penulis: Agustinus R. Kambuaya
Calon Anggota DPD RI Terpilih dan Anggota DPRPB Fraksi Otsus.
Editor: Engels