APH didesak Mengusut kegiatan Pembangunan Jembatan Kali Obie, Kampung Idoor, Distrik Wamesa, Kab Teluk Bintuni

SORONG, PAPUASPIRITNEWS.COM-Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari serta sebagai Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (human rights defender/HRD) di Tanah Papua, Yan Christian Warinussy mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) di Provinsi Papua Barat untuk mengusut kegiatan Pembangunan Jembatan Kali Obie, Kampung Idoor, Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni.
Proyek pembangunan jembatan Kali Obie tersebut diperkirakan telah menghabiskan anggaran sejumlah Rp.2,5 Milyar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Teluk Bintuni Tahun Anggaran 2023.
“Sayang sekali karena sampai saat ini kegiatan pembangunan jembatan Kali Obie tersebut belum rampung dan sama sekali belum dapat digunakan oleh warga masyarakat setempat.
Akibatnya atas inisiatif bersama warga masyarakat telah membangun jembatan sementara dari kayu yang hanya bisa dilewati orang/manusia berjalan kaki sajaujar”,Christian Warinussy Senin, (12/5/2025).
Menurut informasi yang terkumpul bahwa pelaksana pembangunan proyek tidak selesai tersebut adalah Muhammad Makmur Memed Al-Fajri ( MMMAF).
Oknum tersebut kini menduduki jabatan selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni cenderung menjadi “lahan korupsi” yang diduga telah melibatkan sejumlah petinggi di Negeri Sisar Matiti tersebut sebelum kepemimpinan Bupati Yohanes Manibuy -Joko Lingara saat ini.
LP3BH Manokwari, karena itu meminta agar Bupati Manibuy dan Lingara segera melakukan “pembersihan” di jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni.
“Kasus pembangunan jembatan Kali Obie ini mesti diusut tuntas hingga menemukan indikasi adanya keterpenuhan unsur perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) serta unsur adanya kerugian negara, sehingga terduga pelakunya dapat diseret ke depan pengadilan, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya menurut hukum”,pungkas Warinussy. [engel semunya]