Bayang-bayang Perekonomian Indonesai ditengah Perang Tarif Amerika-China

JAYAPURA PAPUASPIRITNEWS.COM- Alfredo Korain mahasiswa Univeresitas Cendrawasih Jurusan Hubungan Internasional mengatakan ada bayang -bayang Pereknomian Indonesai ditengah Perang Tarif Amerika-China.
“Ini ada peluang dan tantangan bagi perekonomian Indonesia”,ujar Alfredo Korain Kamis (22/6/2025)
Menurutnya, ada beberapa informasi yang dikekuarkan pada tanggal 15 April 2025, terkait Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan kenaikan tarif impor barang dari Cina hingga 245%, sebagai respons terhadap langkah balasan yang diambil oleh Cina.
“Kebijakan ini dikeluarkan oleh Gedung Putih, dalam rangka meneruskan kebijakan perdagangan yang sudah diterapkan sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump, yaitu kebijakan “America First”.jelas Alfredo Korain
Keputusan ini kata Alfredo merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang lebih besar yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap impor dari negara-negara tertentu, terutama Cina, yang dianggap memonopoli pasar global dengan harga yang lebih murah dan praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok bukan sekadar konflik tarif. Hal ini merupakan bagian dari kompetisi strategis dua kekuatan besar dunia yang melibatkan dimensi ekonomi, teknologi, dan geopolitik.
Hal itu, berdampak ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang harus cermat membaca dinamika ini agar tidak terjebak dalam kepentingan kekuatan besar, tetapi justru dapat memanfaatkannya secara strategis. Dimulai sejak 2018, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah menciptakan ketegangan ekonomi global.
“Hal yang paling penting adalah bahwa tidak ada negara yang independent dalam urusan global, termasuk Amerika dan China. Semua negara saling membutuhkan dalam dinamika urusan global. iPhone misalnya, dirakit di China, tapi layarnya dari Korea, sensornya dari Jepang, chip-nya dari AS. Kalau tiap negara memberlakukan tarif, maka harga iPhone pasti naik”,akui Akfredo Korain.
Perang dagang antara Amerika dan China bisa menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Indonesia. Dalam urusan perdagangan global, Indonesia menjadi negara importir terbesar dari Amerika dan China.
“Hal ini sangat jelas akan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap stabilitas perekonomian Indonesia. Kenaikan tarif yang diterapkan oleh AS terhadap barang-barang Cina dapat menyebabkan lonjakan harga barang-barang impor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga barang dan jasa di pasar domestik Indonesia”katanya.
Ia jelaskan banyak industri Tiongkok mulai mencari lokasi baru (relokasi industri) untuk menghindari tarif AS. Indonesia berpeluang menarik investasi di sektor manufaktur, khususnya elektronik dan otomotif, asal reformasi birokrasi dan regulasi dipercepat. Ketergantungan pada dua negara besar perlu dikurangi.
“Indonesia dapat membuka pasar baru di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah dengan memperkuat diplomasi ekonomi (diversifikasi pasar ekspor)”,tutup Alfredo Korain Pewarta: Cibat Fraren. Editor: engel semunya