Bertaburan Baliho Di Kota Manokwari Didominasi Non Papua
MANOKWARI, PAPUASPIRITNEWS.com-Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua, Yan Christian Warinussy melihat perkembangan kegiatan masa kampanye jelang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif Tahun 2024 di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat cukup menarik.
“Yang saya maksud menarik adalah begitu banyak bertaburan spanduk-spanduk serta baliho-baliho para calon anggota legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manokwari di hampir seluruh wilayah Ibukota Kabupaten Manokwari yang konon dijuluki sebagai Kota Injil dan atau kota peradaban Orang Papua, yaitu Manokwari.
Wajah-wajah yang terpampang di spanduk dan baliho tersebut ada yang sudah dikenal oleh masyarakat di Manokwari, tapi cukup banyak yang merupakan wajah baru yang belum sama sekali dikenal di kota Injil ini”,akui Warinussy dalam keterangannya yang diterima medi ini Kamis, (4/1).
Bahkan mayoritas adalah Orang non Papua yang belum banyak diketahui kiprah dan keterlibatan mereka dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Manokwari dan sekitarnya. Sehingga menurut pandangan Warinussy sebagai seorang Pembela HAM bahwa sangat diperlukan pemahaman rakyat pemilih di Manokwari terhadap rekam jejak para calon legislatif (caleg) tersebut.
Pemahaman tersebut dapat diperoleh rakyat pemilih apabila para caleg tersebut mengemukakan konsep-konsep pemikiran mereka tentang aspek-aspek kehidupan sosial kemasyarakatan yang dapat mereka perjuangkan kelak di parlemen lokal seperti DPRD Kabupaten Manokwari ataupun juga di DPR Papua Barat maupun di tingkat pusat di DPR RI dan DPD RI.
Rakyat pemilih juga mesti tidak mudah terpengaruhi untuk memilih caleg-caleg yang mudah mempengaruhi keterpilihannya dengan cara-cara busuk dan kotor, misalnya melalui politik uang (money politic).
Hal ini pula dapat diduga terjadi dengan adanya caleg yang menggunakan uang aspirasi politik rakyat untuk membuat sejumlah pernak-pernik Natal dan Tahun Baru di sejumlah wilayah pemilihannya kelak dengan iming-iming rakyat akan memilihnya pada pemilu legislatif 14 Februari 2024 mendatang? Yang seperti ini seyogyanya dikawal oleh rakyat pemilih, termasuk para pemantau Pemilu maupun lembaga pengawas pemilu seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat.
“Saya juga mendorong rakyat pemilih di Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat untuk lebih Kristis dan Argumentatif dalam menilai setiap caleg yang hendak “menawarkan” dirinya pada masa kampanye pemilu legislatif Tahun 2024 mendatang saat ini.
Rakyat pemilih tidak boleh terjebak dalam lingkaran nepotisme dan kolusi semata. Tetapi rakyat pemilih mesti mampu menilai dan memberi kepercayaan suara dan aspirasi politiknya pada caleg-caleg yang benar memiliki konsep dan cara menterjemahkan secara praktis konsep tersebut pada aras legislasi dan finansial serta dapat dikawal atau diawasi atau dikontrol pada tingkat aktualisasinya kelak”,pungkasnya. [*]