Demi Kemanusiaan, Pangdam XVIII/Kasuari Diminta Segera Tarik Pasukan dari Kabupaten Maybrat
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Tim Pemantau Kemanusiaan yang dibentuk Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Papua Barat (FKUB PB), Persekutuan Gereja Gereja Papua di Provinsi Papua Barat (PGGP PB) dan Dewan Adat Papua Wilayah Doberay /Papua Barat (DAP Wilayah Doberay Papua Barat) dengan didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan sejumlah lembaga lainnya.
“Tujuannya untuk memastikan Kondisi Kemanusiaan dan Kedamaian di Kabupaten Maybrat serta mencari solusi penyelesaian kasus Maybrat.
Masyarakat Adat Papua beberapa hari ini selalu datang mengadu ke Dewan Adat Papua Wilayah III Doberay, karena penurunan pasukan TNI di Kabupaten Maybrat. Sebenarnya ada apakah??
Pak Pangdam Kasuari ini, Kami orang adat Papua sangat bangga dengan beliau apalagi beliau orang Gereja, anak Tuhan Yesus.
Kami sangat kaget sekali dengan pengaduan dari masyarakat adat di Maybrat ini. Padahal, kami harapkan beliau yang bawa kedamaian ke Tanah ini. Tapi kami masih punya harapan beliau punya hati nurani yang luhur dan mulia sehingga akan menarik Pasukan dari Maybrat”,terang Ketua Tim Pemantau Kemanusiaan di Maybrat, Mananwir Paul Finsen Mayor, S.IP.,CM.NNLP dalam siaran pers yang diterima media ini Senin, (17/4/2023)
Untuk itu, atas nama Kemanusiaan di Tanah Papua mendesak segera tarik pasukan TNI yang dinaikan ke Maybrat sebab masyarakat adat Papua sangat ketakutan dan tim pemantau kemanusiaan khawatir masyarakat yang sudah kembali ke kampung halamannya, takut dan lari kembali ke hutan.
Sehingga, jangan lagi ciptakan kondisi yang membuat Masyarakat Adat Papua ketakutan diatas Tanah ini.
Pak bupati Maybrat dan semua Muspida kabupaten Maybrat segera sikapi dan nyatakan Maybrat aman sehingga jangan ada lagi penurunan pasukan TNI sampai ratusan orang bgni bahaya skali untuk keselamatan orang Papua di Maybrat.
“Kami desak segera tarik pasukan TNI yang sudah diturunkan ke Maybrat.
Orang Maybrat itu mau menikmati hidup aman dan nyaman, mereka mau hidup rukun, tidak mau lari ke hutan lagi, jadi stop kasih naik pasukan TNI, lalu mari kita bcara cari solusinya”,pintanya.
Kalau selalu direspon dengan cara cara seperti ini menurutnya lama-kelamaan masyarakat adat Papua akan memberontak terhadap Pemerintah karena merasa diintimidasi.
Oleh sebab itu atasnama Umat Beragama dan Masyarakat Adat Papua, berharap kepada Pak Pangdam XVIII/Kasuari segera tarik Pasukan organik maupun non organik di Kabupaten Maybrat dan seluruh tanah Papua.
Apalagi Pak Pangdam Kasuari ini Anak Tuhan, orang Gereja sebenarnya bisa merasakan dengan hati nurani, bagaimana keadaan masyarakat adat, umat beragama di daerah Maybrat terutama di Aifat Raya. (Engel Semunya)