Ekspor Komonditas Daerah Lebih Penting Daripada Membuka Kran inpor Di Tanah Papua
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Harian Kompas Tanggal 4/11/2024 Menebitkan Berita Menteri Perdagangan Tentang Entry Point Pemindahan Pelabuhan Inpord Ke Indonesia Timur Melalui Sorong. Semanggat dan gebrakan Kabinet Merah Putih Dengan Berbagai Kebijakan Dan Program merupakan terobosan yang perlu di apresiasi.
Salah satu yang menarik adalah soal Kebijakan Inpord Dengan Membuka Diri Terhadap Masuknya Produk atau Komonditas Dari Luar (Entry Point). Beberapa komoditas yang jadi prioritas program pemindahan itu antara lain elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, alas kaki, kosmetik, keramik, katup, dan obat tradisional,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Menperin: Pintu Masuk Barang Impor Segera Pindah ke Sorong, Bitung, dan Kupang.
Agustinus R, Kambuaya Anggota Komite II DPD RI yang membidangi Perdagangan Dan Perindustrian, menilai ini sebagai kebijakan yang bukan berbasis pada upaya memajukan Ekonomi daerah.
“Yang penting yang harus di lakukan pemerintah adalah membantu pemerintah daerah mendorong Produksi pangan, hasil kerajinan, hasil bumi, hasil hutan, tambang, minyak terutama mendorong masyarakat asli daerah untuk Produski”,ujar Agustinus R Kambuaya dalam keterangannya Rabu, (6/11/2024).
Sejauh ini kata dia pemerintah hanya memfasilitasi investasi dan Perusahan besar untuk produksi memenuhi kebutuhan luar daerah. Sebab yang di perlukan adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Baik Pendatang maupun Orang Asli Papua melihat kesulitan akses pasar.
“Sektor pertanian yang mereka usahakan tidak menjanjikan pendapatan ekonomis bagi mereka. Semanggat bertani dan berkebun menjadi rendah karena akses terhadap pasar, harga yang kayak tidak di dapatkan. Baik warga trans atau Pribumi Papua sama-sama menghadapi kenyataan kesulitan akses pasar”,terangnya.
Anggota DPD RI dari Dapil Papua Barat Daya ini bilang, daripada membanjiri daerah dengan produk luar, lebih baik bantu pemerintah daerah dorong Produksi pertanian, hasil laut, hasil kerajinan yang bisa di ekspord keluar dari Tanah Papua melalui Pintu Sorong. Bukan sebaliknya buka diri terhadap arus dan siunami Produk Impord yang membanjiri daerah.
“Daerah harus jadi basis produksi, bukan merupakan pasar produktif bagi Produk murah asing, atau hanya menjadi konsumen dan pasar bagi Produk luar”,pintanya.
Untuk itu, bagaimana program tol laut bisa terukur untuk menjawab perdagangan dan distribusi barang dari Papua ke luar ke daerah Indonesia lain, bahkan keluar Negeri. Karena, selama ini Pemerintah hanya sibuk memfasilitasi Perusahan skala besar dengan aktivitas besar. Sementara ekonomi mikro, UMKM tidak di dorong secara serius untuk melakukan Proses distribusi dan perdagangan yang menguntungkan masyarakat dan daerah.
“Saya minta Kepada Bapak Agus Gumiwang, Mari ayo kita benahi fondasi ekonomi daerah agar mandiri. Sebab ekonomi daerah merupakan bagian dari ekonomi nasional. Lebih baik mendorong daerah mandiri daripada daerah hanya menjadi penjual Sumberdaya alam dan menjadi konsumen semata”,pungkasnya. [eng]