Fictor F Yeimo Dibebaskan, Pastor Izak Bame: Ternyata Masih Ada Keadilan Di Tanah Papua?

SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Pastor Izak Bame, Pr merespon bebasnya Victor F Yeimo pada tanggal 23 September 2023. Menurutny ternyata masih ada keadilan di tanah papua. Karena, selama ini tidak ada keadilan bagi rakyat dan bangsa papua.
“Kasus Victor F Yeimo baru terjadi ada keadilan di tanah papua, sejak tahun 1963-2023 papua dimasukan ke NKRI memang tidak ada keadilan bagi rakyat papua, mungkin karena kemurahan Tuhan, desakan komunitas internasional, nasional dan rakyat di tanah papua maka dibebaskan.
Hal itu memperlihatkan kepada dunia internasional, indonesia dan orang asli papua bahwa ternyata masih ada keadilan yang dirasakan rakyat papua”,terangnya.
Pastor Izak Bame yang juga Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Manokwari Sorong ini berharap, pejabat orang asli papua dimana saja, fokus tugasmu jangan merintangi perjuangan penentuan nasib sendiri.
“Jakarta menuduh viktor yeimo sebagai dalang aksi rasisme 2019 lalu, hal itu tidak dapat dibuktikan dengan data, fakta yang akurat didalam persidangan saat di pengadilan negeri klas 1A Jayapura West Papua.
Ketidakadilan bagi orang asli papua selama ini, menunjukan bahwa tidak ada masa depan bagi rakyat dan bangsa papua bersama NKRI”,tegasnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada rakyat papua dari Sorong-Merauke bersatu dan melawan ketidakadilan dan penjajahan yang terjadi diatas tanah ini. Undang-undang dasar 1945 alinea kedua bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”,katanya.
Ketidakadilan yang terus terjadi selama ini bagi rakyat papua. Padahal dunia saat ini sudah maju, demokrasi dan saling menjaga dan memelihara keamanan dan kedamaian dibelahan dunia ini. Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa dan negara berdasarkan prinsip penghormatan dan persamaan hak serta penentuan nasib dari rakyatnya sendiri.
“Saya sampaikan kepada Presiden joko widodo sebelum mengakhiri jabatan sebaiknya memberi ruang kepada rakyat papua untuk menentukan nasib sendiri. Karena, kami bukan bergabung tetapi dipaksa digabungkan bersama NKRI,
Sebaiknya belajarlah dari presiden BJ Habibie yang berani menunjukan wibawa NKRI di dunia internasional memberikan Timor Leste gelar referendum pada tahun 1999″,pungkasnya [Redaksi]