HUT GKI Ke 66 Tahun, Yan C Warinussy: Hadir Sebagai Gereja Injili Menyuarakan Situasi HAM di Tanah Papua
Manokwari, papuaspiritnews.com-Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua adalah sebuah gereja Kristen yang mula-mula menjadi organisasi moderen pertama Orang Asli Papua (OAP).
Yan Christian Warinussy salah satu Penatua dan Koordinator Urusan Pelayanan Pembinaan Jemaat (P2J) Di GKI Sion Sanggeng, Manokwari memandang bahwa kehadiran GKI Di Tanah Papua yang hari ini (Rabu, 26/10/2022) genap berusia 66 tahun, sungguh ditantang untuk tampil sebagai gereja injili satu-satunya yang mampu memberikan perlindungan bagi berjalannya tugas pelayanan jemaat di bumi Cenderawasih.
“Sekaligus GKI Di Tanah Papua ditantang pula untuk ikut menyuarakan dan memperbincangkan soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), kekerasan bersenjata serta konflik sosial politik yang terus menerus melahirkan korban di pihak rakyat sipil, aparat pemerintah, anggota TNI-POLRI serta masyarakat adat Papua”,ujar Yan Christian Warinussy kepada papuaspiritnews.com Kamis, (26/10/2022).
Ini sesungguhnya kata Yan Christian Warinussy sejalan dengan perkembangan pasca pemberitaan Injil Kristus pada 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam oleh Carl Willem Ottouw dan Johan Gottlob Geissler. Kemudian diperdengarkan dan diperkatakan dan atau disebarkan melalui para hamba Kristus Yesus sejak dari Mansinam hingga ke seluruh pelosok tanah Papua.
Selanjutnya setelah 110 tahun pelajaran Injil dan pertumbuhan iman dilkukan dan dikerjakan oleh para pendeta asal Eropah (Belanda dan Jerman), maka pada tanggal 26 Oktober 1956, bertempat di Gereja Harapan Abepura dikukuhkan berdirinya Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua.
Meskipun situasi saat itu jumlah ketersediaan pendeta dan guru masih sangat terbatas di tanah Papua. Akan tetapi karena dorongan untuk memiliki Gereja sendiri yang mandiri, maka para pencetus ide bersepakat bahwa GKI Di Tanah Papua harus berdiri di Nederland Nieuw Guinea (kini Tanah Papua).
“Hal itu tercermin dari motto GKI Di Tanah Papua yang terdapat di dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus 2 : 20. Gereja Kristen Injili di Irian Barat mengaku bahwa ialah persekutuan segala jemaat Kristen yang menurut panggilan TUHAN dibangunkan diatas alas segala Rasul dan Nabi-nabi dan yang batu penjurunya ialah Jesus Kristus sendiri”,terang Yan C Warinussy.
Yan Christian Warinussy yang juga sebagai pegiat HAM di tanah Papua berharap langkah GKI di Tanah Papua dewasa ini, sungguh berada pada tantangan untuk mendorong penyelesaian damai terhadap segenap konflik sosial politik di Tanah Papua. Baik di Provinsi Papua maupun di Provinsi Papua Barat. (ES)