Hut PI ke 97 di Tanah Tehit, Kepala Suku Imeko Minta Warga Sorsel Menjaga Kamtibmas
TEMINABUAN, PAPUASPIRITNEWS.com– Menjelang Hari Ulang Tahun (Hut) Pekabaran Injil (PI) ke 97 di tanah Tehit Sorong Selatan saat moment pesta demokrasi
Kepala Suku Imeko, Yohan Bodori ,S.Sos.MTr,Ap yang juga sebagai panitia penyelengara hut PI ke-97 tahun di tanah Tehit mengatakan mewakili ketua panitia penyelengara hut pi, Petronela Krenak,S.Sos , menghimbau kepada seluruh warga jemaat, dan warga masyarakat sorong selatan untuk berikan rasa aman dalam menghadapi ke dua momen tersebut.
“Saya mengajak kepada semua suku nusantara di Sorong Selatan dan warga jemaat untuk menjaga situasi kamtibmas di tanah tehit, di mana pada tanggal 27 Februari 1927 Injil telah mendarat di tanah tehit melalui daerah Imeko dan akhirnya masuk di tanah tehit”,ujar Bodori kepada media ini Rabu (25/01/2024)
Sehinga warga jemat di tanah Tehit kembali merayakan Hut PI tepat pada tangal 27 Februari 2024. Maka warga yang datang hidup di tanah tehit, dan menjadi berkat di tanah ini harus menghargai kehadiran injil di negri ini.
“Kami sampaikan terima kasih atas dukungan warga yang beragama lain yang ikut, merayakan kegiatan ini, merupakan sebuah kebersamaan dalam toleransi beragama, ditanah tehit”,akuinya.
Untuk itu, selaku kepala suku Imeko meminta agar Hut PI dan pesta demokrasi yang sedang bergulir ini bisa berjalan dengan baik, karena sebuah demokrasi yang baik akan menghasilkan pemerintahan yang baik pula.
Kepala Suku Imeko ini mengingatkan kepada orang Tehit di Sorsel maupun di kota-kota lain di tanah Papua harus siap diri untuk menyambut satu abad injil masuk di atas tanah tehit. Ini merupakan usia yang sangat dewasa, tinggal 03 tahun lagi orang tehit akan memasuki satu abad injil di atas negri ini.
“Kita ingat pesan ‘’I.S.kiynne siapa yang bekerja di atas tanah ini dengan jujur, maka dia akan melewati satu tanda heran ke tanda heran yang lain. Selain itu pesan dari Dominggus Mandacan, mantan Gubernur Papua Barat bahwa apa yang kita kerjakan hari ini demi untuk tidak meningalkan air mata, tetapi kita meningalkan mata air rohani dan jasmani untuk anak cucu kita nanti”, tutup Bodori (fer/red).