India Bebaskan 11 Pria Hindu yang Perkosa Perempuan Muslim Hamil
papuaspiritnews.com – India membebaskan 11 pria Hindu yang memperkosa seorang perempuan Muslim beramai-ramai saat korban sedang hamil pada 2002 silam.
Sejumlah pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa kesebelas pria itu dibebaskan dari penjara di Panchmahals pada Senin (15/8) lalu, setelah menerima remisi di perayaan hari kemerdekaan India.
Seorang birokrat top di penjara itu, Sujal Jayantibhai Mayatra, menyatakan bahwa komite pemantau tahanan merekomendasikan pembebasan kesebelas orang itu karena kelakuan baik mereka selama di bui.
Lebih jauh, Mayatra juga menegaskan bahwa berdasarkan undang-undang India, terpidana memang dapat mengajukan remisi setelah 14 tahun mendekam di balik jeruji besi.
“Faktanya adalah mereka menghabiskan waktu nyaris 15 tahun di penjara dan berhak mendapatkan remisi,” ujar Mayatra.
Sejumlah kelompok di India menyambut baik kabar ini. Seorang pria bahkan terekam saat sedang memberikan makanan ke para terpidana, setelah menyentuh kaki salah satu dari mereka sebagai tanda hormat.
Namun, aktivis dan keluarga korban tak terima keputusan pengadilan ini. Duda yang ditinggal mendiang korban, Yakub Rasul, juga mengaku kecewa.
“Kami kehilangan keluarga kami dan ingin hidup dalam damai, tapi tiba-tiba [pembebasan] ini terjadi. Kami tak diberi tahu soal pembebasan ini, baik dari pengadilan atau pemerintah. Kami hanya tahu lewat media,” katanya.
Beberapa politikus oposisi dan pengacara juga menganggap keputusan ini bertolak belakang dengan janji manis pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung perempuan di tengah serangkaian kekerasan terhadap kaum hawa.
“Remisi hukuman tersangka kejahatan menjijikkan seperti pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan sangat tak pantas secara moral dan etik. Pesan apa yang kita coba kirimkan?” kata seorang pengacara senior India, Anand Yagnik.
Pembebasan ini menjadi perhatian karena terjadi ketika ketegangan antara Muslim dan Hindu di India kembali meningkat. Gesekan kedua kelompok tersebut kian besar hingga kerap memicu konfrontasi langsung di lapangan.
Sumber : www.cnnindonesia.com