JDP Minta Suasana Duka Mantan Gubernur Papua Alm Lukas Enembe Semestinya Hening

MANOKWARI, PAPUASPIRITNEWS.com-Sesungguhnya proses pengantaran jenasah mendiang mantan Gubernur Papua almarhum Lukas Enembe dari Jakarta ke Tanah Papua berlangsung dalam suasana sangat damai.
Hal itu tercermin dari video yang beredar pada Rabu, 27/12, dimana terlihat beberapa anak muda Papua dengan lantunan lagu Papua Pulau Indah yang dinyanyikan dengan khikmat mengusung peti jenasah almarhum dari ruang persemayaman ke mobil jenasah yang hendak membawa jenasah Enembe ke Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta.
Keheningan tersebut ternyata berubah drastis saat jenasah almarhum Lukas Enembe yang merupakan mantan Gubernur tapi juga salah satu tokoh besar Orang Asli Papua (OAP) tersebut tiba di bandara udara Sentani di Jayapura, Kamis 28/12 pagi hari. Aksi saling tarik dan dorong mendorong dan cenderung memaksa untuk mengusung dan membawa peti jenasah almarhum Enembe terjadi antara sekelompok pemuda dan aparat keamanan dari TNI dan Polri.
Salah puncaknya adalah terjadi penganiayaan dan kekerasan yang dilakukan sekelompok massa warga terhadap Pejabat Gubernur Papua Dr.Drs.Ridwan Rumasukun dan ajudan Kapolda Papua yang mengalami Lukas serius dan mesti mengalami perawatan medis. Serta pula diduga terjadi tindakan perampasan alat kerja pers dan penganiayaan yang diduga dilakukan beberapa oknum warga massa “pengantar” jenasah Enembe terhadap salah satu jurnalis CNN Arie Bagus Poernomo Kamis pagi.
Perkembangan terkini terjadi tindakan anarkis berbentuk aksi pelemparan dan pengrusakan bahkan pembakaran yang dilakukan sekelompok warga sipil dan mengakibatkan 1 (satu) unit mobil dibakar, 5 (lima) unit kendaraan rusak berat, 3 (tiga) unit bangunan rusak serta 25 unit bangunan terbakar di sekitar Waena, Kota Jayapura.
Sebagai Juru Bicara Jaringan Damai Papua (Jubir JDP) Yan Chtistian Warinussy menyampaikan keprihatinan kami JDP atas nama kemanusiaan.Â
“Kami meminta agar semua pihak hendaknya menahan diri dan tidak terpancing untuk memperluas konflik ini ke arah yang bermuatan Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). JDP menduga terdapat “skenario” pihak lain yang menginginkan suasana perdamaian di Tanah Papua menjadi terganggu dengan memanfaatkan suasana duka dan kekecewaan rakyat Papua yang sedang merasa sakit hati atas peristiwa kematian Almarhum Lukas Enembe tersebut”,ujar Warinussy kepada media ini Jumat, (29/12).
JDP hendak mengingatkan seluruh elemen rakyat Papua agar tidak terprovokasi untuk terjebak ke dalam konflik antar suku dan golongan yang pada akhirnya justru mengotori suasana Pesta Natal Kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang suci ini. JDP mendorong semua pihak untuk senantiasa mengedepankan segenap potensi dan mekanisme demokrasi dan hukum yang ada dan diakui secara universal untuk menyelesaikan segenap perbedaan pemahaman bahkan konflik sekalipun demi terjaganya situasi dan kondisi Papua Tanah Damai.
“JDP senantiasa menawarkan digunakannya dialog sebagai sarana untuk memulai langkah mencari solusi yang damai dan bermartabat atas segenap permasalahan apapun diatas Tanah Papua dan di Negara Republik Indonesia”,tandasnya [Engel Semumya]