Kalau Pak Yoman Binaan Siapa?
Para pembaca simak tulisan ini.
KALAU PAK YOMAN BINAAN SIAPA?
“Papua adalah luka membusuk di tubuh bangsa Indonesia” (Prof. Franz Magnis).
“Papua tetaplah luka bernanah di Indonesia.” (Pastor Frans Lieshout, OFM).
Oleh Gembala Dr. Ambirek G. Socrates Yoman
Ada seorang teman diskusi saya selama ini, pada Jumat, 19 Mei 2023 ada kirim pernyataan Ali Kabiyai kepada saya, sebagai berikut:
*Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) adalah duri dalam daging bagi masyarakat di tanah Papua, berikut adalah pernyataan ekslusif Tokoh Muda Papua terkait KSTP yg sudah sangat meresahkan masyarakat.”
“Sepertinya pendapat masyakata Papua yang beragam ini sangat menarik untuk didiskusikan… seperti pak yoman dengan kelompoknya.. dan pak pak Ali Kabiay ini…”
Saya jawab:
“Pak Ali Kabiay itu binaan BIN tidak rahasia umum.”
Saya lanjut:Â “Masalah Papua duri dalam tubuh Indonesia.”
Saya lanjutkan, bahwa Penguasa Indonesia mengabaikan duri dalam tubuh Indonesia empat pokok akar konflik dirumuskan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tertuang dalam buku Papua Road Map: Negociating the Past, Improving the Present and Securing the Future (2008), yaitu:
1) Sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia;
(2) Kekerasan Negara dan pelanggaran berat HAM sejak 1965 yang belum ada penyelesaian;
(3) Diskriminasi dan marjinalisasi orang asli Papua di Tanah sendiri;
(4) Kegagalan pembangunan meliputi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat Papua.
Karena itu, Prof. Dr. Franz Magnis dan Pastor Frans Lieshout, OFM, tentang keadaan yang sesungguhnya di Papua.
“Situasi di Papua adalah buruk, tidak normal, tidak beradab, dan memalukan, karena itu terutup bagi media asing. Papua adalah luka membusuk di tubuh bangsa Indonesia…kita akan ditelanjangi di dunia beradab, sebagai bangsa biadab, bangsa pembunuh orang-orang Papua, meski tidak dipakai senjata.” (Sumber: Prof. Dr. Franz Magnis: Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme Bunga Rampai Etika Politik Aktual, 2015:255,257).
Sedangkan Pastor Frans Lieshout, OFM, mengatakan:
“Orang Papua telah menjadi minoritas di negeri sendiri. Amat sangat menyedihkan. Papua tetaplah luka bernanah di Indonesia.” (Sumber: Pastor Frans Lieshout,OFM: Guru dan Gembala Bagi Papua, 2020:601).
Teman ini menjawab:
“Kalau pak yoman binaan siapa?”
Jawab saya:Â “Jawab sendiri pak.”
Teman ini jawab:Â
“Sampai saat ini saya blm bisa menjawab… saya takut salah.menilai..”
Saya jawab:
“Pertanyaan sangat rendah dan tidak bermartabat. Pertanyaan seperti orang-orang tidak berpendidikan.”
Teman ini jawab:
“Karena pak yoman seorang gembala tapi dari tulisannya banyak menulis dan berpendapat yang seperti mendukung Papua merdeka…”
“Rendah tinggi martabat kita akan terlihat dari apa yang kita lakukan bukan hanya dari ucapan dan tulisan saja… apa yang sudah kita lakukan untuk Papua..?
“Sudah berapa banyak guru yang kita didik, sekolah yang kita bangun, perawat dan rumah sakit yang kita buat, gereja tempat ibadah… pemikiran, tulisan itu perlu… kegiatan nyata membangun Papua itu pasti lebih diperlukan…”
” atau kita hanya jadi pengamat, penulis saja.. yang selalu bermimpi dan merenung masalah lalu yang begitu indah…”
Saya jawab:
Dalam Kitab Suci Alkitab, Tuhan Yesus mengajarkan, “tangan kanan kerja, jangan diketahui tangan kiri” artinya apa yang kita kerja tidak perlu diumumkan.”
“Apakh saya harus buka celana dalam saya tentang apa yang saya kerja untuk bangsa saya? Terlalu rendah kita kalau apa yg kita kerja umumkan sana sini.”
Jawab teman:
” Itu benar kalau kita kerja untuk Tuhan… tapi yang kita bicarakan dan sering kita diskusikan.. bukan hubungan kita dengan Tuhan… tapi hubungan masyarakat Papua dan negara… bekerja untuk manusia itu harus jelas dan harus kita perlihatkan… agar semua orang tahu apa yang sudah kita lakukan… kalau Tuhan itu maha tahu apa yang kita lakukan dan niatkan di dlm hati…”
Jawab saya:
“Itu buat pak, karena pak pendatang dan akan pulang, jadi orang boleh tahu kebaikan pak, kalau buat saya tidak perlu karena saya kerja untuk bangsa saya. Waa.”
“Pak akan pulang setelah tugas, saya tetap ada disini jadi, tidak perlu saya umumkan. Waa”
Jawab teman:
” Kita semua akan pulang pada sang pencipta tidak ada manusia yang abadi.”
Jawab saya:
“Kalau begitu apa yang pak kerja tidak usah umumkan pak.”
Jawab teman:
“Pak Yoman orang yang… belum tentu di terima di Saireri… begitu juga saya belum tentu diterima dari semua kelompok atau suku… tapi yakinlah bila kita berbuat baik dimanapun kita berada pasti kita akan hidup rukun dan damai…”
“Papua sangat luas… sukunya banyak… dan setiap suku punya otorita sendiri sendiri…”
Selamat membaca. Tuhan memberkati.
Ita Wakhu Purom, Jumat, 19 Mei 2023
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua., Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC), Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) dan Anggota Baptist World Alliance (BWA).
Editor: Redaksi