Kunjungan Presiden RI, Joko Widodo Ke Tanah Papua Dinilai Tidak Membawa Perubahan Bagi POAP
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Manokwari Sorong, Pastor Izak Bame, Pr menegaskan kunjungan presiden ke tanah Papua tidak membawa manfat dan perubahan apa-apa bagi penduduk orang asli papua (POAP).
Menurutnya kunjungan presiden Joko Widodo dilakukan karena sisa masa jabatan Presiden tinggal berapa bulan kedepan.
Karena, selama dua periode, masa jabatan tidak banyak memberi manfaat bagi penduduk orang asli papua.
“Hal ini bisa dapat lihat dari kenyataan yang ada dimana orang asli papua justru jadi korban demi nafsu menguasai orang asli papua dari pemerintahan RI.
Pertama: orang asli papua sudah suara bulat dari Merauke sampai Sorong bahwa Otonomi Khusus Gagal tetapi Pemerintah Republik Indonesia tetap memaksakan untuk diperpanjang. Kedua: Masalah kemanusian tidak diurus dengan baik dan tidak bertanggung jawab justru dianggap masalah” sepele” saja”,ujar Pastor Izak Bame, Pr Kamis, (13/7/2023).
Presiden justru setuju untuk Konflik di Papua TNI-POLRI dengan Orang Asli Papua dan sebaliknya Orang Asli Papua dengan TNI-POLRI yang diwakili oleh TPN-OPM. Pemerintah Republik Indonesia tidak ada “NIAT YANG LUHUR” untuk menghormati MARTABAT MANUSIA.
Ketiga: Dalam kunjungannya lebih banyak bertemu dengan ” BONEKA-BONEKA “Yang telah disiapkan oleh TNI-POLRI lalu katakan itu sudah mewakili Orang Asli Papua. Justru yang terjadi adalah Orang Asli Papua yang berpikir Kritis dihindari oleh pemerintah untuk bertemu. Keempat: Tidak Punya rencana yang berpihak kepada Orang Asli Papua hal ini terbukti dalam penempatan pejabat dalam Birokrasi daerah pemekaran hampir seluruhnya atau sebagian besar kirim dari Jakarta.
“Pemekaran sebenarnya untuk beri jabatan kepada Orang ‘Suku Batak ‘ Jawa dan lainnya lalu Orang Asli Papua jadi penonton di tanahnya sendiri, keadilan tidak dirasakan oleh PENDUDUK ORANG ASLI PAPUA dibidang Pemerintahan”,terangnya.
Dalam hal politik Orang Jawa’ Batak’ Bugis Makasar bisa menempati KURSI DPD-DPR RI’ DPRD PROPINSI DAN KABUPATEN KOTA DI PAPUA DENGAN LELUASA lalu Orang Asli Papua terus jadi penonton diatas tanahnya sendiri.
Kelima: Orang Asli Papua yang KRITIS cepat dibungkam dengan macam-macam STIGMA hal ini sangat terasa oleh berapa Pejabat Pemerintah dan juga swasta bahkan bukan orang Asli Papua tapi saudara-saudari dari LUAR Papua yang punya NIAT BAIK UNTUK BELA HAK ORANG ASLI pun mengalami hal yang sama.
Dirinya menilai pemerintahan RI massa presiden Joko Widodo jauh lebih Kejam dari jaman pememrintahan SOEHARTO.
Kelima hal ini, menurutnya itu mewakili sejumlah masalah yang terjadi dalam Hidup Orang Asli Papua pada masa Pemerintahan Joko Widodo selama dua periode.
“Untuk itu, saya sampaikan satu hal kepada Presiden Republik Indonesia bahwa Orang Asli Papua Tetap Merasa Tidak Ada Harapan dan Masa Depan Hidup Bersama dengan Bangsa Indonesia”,pungkasnya. (Redaksi)