Kunjungan Presiden RI, Joko Widodo Ke Tanah Papua, Semestinya Menjadi Momen Membangun Perdamaian
MANOKWARI, PAPUASPIRITNEWS.com-Kunjungan Presiden Joko Widodo belum lama ini ke Tanah Papua dari perjalanannya ke Negara Tetangganya, Australia dan Papua New Guinea (PNG) serta perjananan Wakil Presiden K.H.Ma’aruf Amin ke Papua Tengah, dan Papua Barat bagi Jaringan Damai Papua (JDP) sungguh baik dari sisi seremonial dan pencitraan semata.
Ketimbang untuk mengurai dan mencari simpul bagi upaya membangun Perdamaian di Tanah Papua secara substansial dan berurat akar ke masa depan yang lebih baik.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Jaringan Damai Papua (Jubir JDP), Yan Christian Warinussy memandang bahwa kedatangan Presiden Joko Widodo beberapa Minggu lalu seyogyanya dapat menjadi moment bagi dimulainya pembangunan perdamaian di Tanah Papua.
“Salah satu cara adalah mempersiapkan secara baik langkah pembebasan Pilot pesawat terbang asal Selandia Baru Philip Mark Mehrtens dari penyanderaan yang telah dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Segenap langkah yang mengarah kepada upaya pembebasan Pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut seyogyanya menjadi fokus perhatian negara di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo”,ujar Warinussy kepada papuaspiritnews.com Jumat, (14/7/2023)
Sehingga langkah dialog atau negosiasi hendaknya dikedepankan oleh para pihak yang selama ini berkonflik, yaitu TPNPB maupun TNI dan Polri. Sehingga secara damai dan terhormat komunikasi terus dibangun dengan tidak mengedepankan pendekatan keamanan. Melainkan pendekatan kemanusiaan (humanity) demi mendorong terlaksananya negosiasi politik untuk mengakhiri konflik bersenjata yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun di Tanah Papua ini.
“Untuk itu, sebagai Jubir JDP, kami sangat berharap kedatangan dan atau kunjungan Presiden Joko Widodo ke Tanah Papua tidak sema-mata untuk aktifitas seremonial saja. Namun sedikit banyak bisa mempertimbangkan langkah-langkah penyelesaian konflik latent yang sudah berumur panjang tersebut”,pungkasnya (Engel Semumya)