Marthin Channa dan Pemahaman Isi Alkitab Tentang Tuhan dan Manusia

“Pak pendeta socrates cocok terjun langsung di politik, karena lebih banyak bahas politik daripada menyampaikan firman Tuhan.” (Marthin Channa, 8 Juni 2023).
Oleh Gembala Ambirek G. Socratez Yoman
(Tulisan ini bagi beberapa orang Kristen yang belum mengerti tentang isi Alkitab tentang Tuhan dan manusia)
Pada 8 Juni 2023, saya membagikan artikel saya tangagal 30 Januari 2023 yang berjudul: “WAJAH PDT GILBERT LUMOINDONG DITAMPAR DENGAN SUARA PAPUA MERDEKA, INDONESIA NO SEDANGKAN PERWAKILAN KODAM XII CENDERAWASIH DITAMPAR DENGAN SUARA MERDEKA…MERDEKA…MERDEKA.”
Marthin Channa menanggapi artikel ini dengan ungkapan imannya dan pemahaman Alkitab tentang Allah dan manusia sebagai berikut:
“Pak pendeta socrates cocok terjun langsung di politik, karena lebih banyak bahas politik daripada menyampaikan firman Tuhan.”
Saya merespon ungkapan iman dari pak Marthin sebagai berikut:
“Iman yang hidup. Tuhan Yesus memberkati adik Marthin dan keluarga. Tulang belulang, tetesan darah, cucuran air mata, orang-orang yang disingkir, diabaikan, orang-orang yang tak bersuara, membisu, dan diam, harta mereka dirampok, hidup mereka dimutilasi, yang dipenjarakan dan yang lari ke luar negeri dan mati di Tanah orang, untuk merekalah saya bersuara”.
“Ilmu saya, hidup saya, waktu saya, usia saya HANYA bagi mereka yang menangis. Saya tidak berbicara politik praktis, saya bersuara untuk mereka yang tak bersuara.” Waa…..
Ada beberapa pembaca artikel saya merespon dengan iman dan pemahaman isi Alkitab tentang TUHAN dan manusia sebagai berikut:
(1) “Bagaimana mungkin. Umatnya didepan mata dibantai, dibunuh, diperkosa, disiksa, dimutilasi, dan lain-lain seorang hamba Tuhan, diam diri, tidak mungkinlah. Suara kenabian ditegakkan. Salut. Untuk. Bapa. Pdt. Socratez Yoman.”
(2) “Kalau tidak berkenan silahkan hubungi nomor diatas itu sudah ada. Bicara demi kebenaran itu sah-sah saja. Beliau bukan cari makan tapi memberikan aspirasi lewat karya tulisnya. Hebat🙏🏻.”
(3). “Hebatt lanjuttt luar biasa. Itu bisikan tile pilir inone wagangga nen abaikan itu. Waa.”
(4) “Pak Marthin lebih cocok berbicara politik versi Indonesia”.
(5) “Sekelas Prof. saja akui. Kami seluruh Papua saja tidak kenal namanya Marthen. Apa lagi se i
Indonesia. Isi karya tidak ada yang menyangkut politik paham. Wa..”.
(6) “Bapak Dr. Socrates Yoman adalah salah satu orang pintar di Papua. Pernyataan yang disampaikan oleh Prof. Dr. .Ikrar Nusa Bhakti.”
(7) Apa itu politik dan Firman Tuhan?
Apa tujuan Politik? Apa tujuan Firman Tuhan? Sesungguhnya Apa yang selalu sampaikan oleh pak Pdt Doktor S.S Yoman adalah bagaian Kebenaran Politik untuk membebaskan manusia Papua dan alam kekayaan Papua.
Tidak semua Pdt- Pastor atau Hamba-Hamba Tuhan yang berani sampaikan kpd publik fakta-fakta keburukan yang terjadi di Pulau”.
(8) ” S7 🙏 S.Yoman itu yg benar-benar hamba untuk membela rakyat Papua dan alam Papua”.
Rupanya pak Marthin tidak tahu atau belum mengerti tugas, peran, dan tanggungjawab seorang gembala atau pemimpin agama atau gereja.
Tugas, peran dan tanggungjawab dan kewajiban seorang gembala dan pemimpin gereja ialah menjaga, melindungi dan menggembalakan umat Tuhan.
Karena ada mandat resmi dan sah dari Tuhan Yesus Kristus. Ada penugasan dan tanggungjawab yang diberikan secara langsung dari Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus bertanya kepada Simon Petrus: ” Simon, anak Yohanes Apakah engkau mengasihi Aku?
Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau”.
Kata Yesus kepada Simon Petrus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku”.
Yesus pula kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, bahwa aku mengasihi Engkau.”Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku”. (Yohanes 21:16-17).
“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10).
TUHAN Yesus Kristus lahir melalui rahim Bunda Maria, ditangkap, disiksa, disalibkan, kaki dipaku, tangan dipaku, lambung ditikam, kepala dimahkotai duri, diberikan air racun, dikuburkan, bangkit pada hari ketiga hanya satu tujuan, yaitu untuk membabaskan umat MANUSIA dari belenggu kuasa Iblis dan kuasa dosa. MANUSIA dibebaskan, didamaikan, diberikan kepastian jaminan pengharapan hidup kekal.
Yesus Kristus lahir dan rela mati untuk MANUSIA, tapi MANUSIA itu dibantai, dibunuh, dimutilasi, disiksa, dikejar, dipenjarakan, disingkirkan, dimusnahkan, diberikan stigma, label dan mitos separtis, makar, opm, kkb, teroris, tikus-tikus, monyet, kopi susu atas nama keamanan nasional, kepentingan nasional, NKRI harga mati, apakah Gereja harus diam, membisu, acuh tak acuh dengan kejahatan dan kekejaman ini?
Ibu Dr. Adriana Elizabeth dalam kata pengatar buku saya berjudul: “Tebing Terjal Perdamaian di TANAH Papua (2019)” mengabadikan:
“Berbagai peristiwa yang terjadi di Papua, menunjukkan bahwa diskriminasi dan perlakuan tidak adil yang menimpa orang Papua masih berlangsung sampai hari ini….”
“Apakah Gereja atau seorang pendeta boleh berpolitik? Jawabannya tidak. Namun dalam konteks membela kemanusiaan, Gereja justru harus menunjukkan dan bertindak secara tegas membela kemanusiaan untuk menjaga dan menghormati martabat manusia yang paling hakiki, termasuk dalam konteks melindungi dan memenuhi hak asasi orang Papua. Dalam konteks ini, Gereja di Papua harus senantiasa bersatupadu, sehingga dapat terus menyuarakan suara hati orang Papua”.
Lebih lanjut dikatakan:
“Ibarat rel kereta api, “Papua dan Jakarta” selama ini berjalan bersama, namun tidak pernah bertemu. Menjelang 72 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2017, Papua masih merasa terasing di dalam rumah Indonesia. Namun Jakarta justru menganggap tidak ada masalah serius di Papua. Jangan kan perdamaian dalam jangka panjang, perdamaian negatif atau berhentinya kekerasan masih sulit diwujudkan di Papua. Pendekatan dialog damai untuk membangun Papua yang lebih demokratis dan bermartabat ibarat “merebus batu” atau sesuatu yang tampak sia-sia” ( 2019:viii-ix).
Semua akar persoalan ini seperti LUKA MEMBUSUK DAN BERNANAH di dalam tubuh bangsa Indonesia dan juga “batu kerikil” dalam sepatu Indonesia atau “duri” dalam tubuh bangsa Indonesia. Semua akar persoalan Papua ini tidak dapat diselesaikan pendekatan keamanan atau militer, uang, Otsus jilid 1, dan pemaksaan Otsus sentralisasi jilid 2 dan pemaksaan DOB Boneka di Tanah Papua dan kata Kesejahteraan Palsu.
Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno mengatakan:
“…Situasi di Papua adalah buruk, tidak normal, tidak beradab, dan memalukan, karena itu tertutup bagi media asing. PAPUA ADALAH LUKA MEMBUSUK di tubuh bangsa Indonesia.”( Sumber: Magnis: Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme: 2015, hal. 255).
Pastor Frans Lieshout melihat:
“PAPUA TETAPLAH LUKA BERNANAH di Indonesia.” (Sumber: Pastor Frans Lieshout OFM: Gembala dan Guru Bagi Papua, (2020:601).
Uskup Dom Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, pernah menyampaikan suara gembala dan kenabian untuk rakyat Timor Leste (dulu: Timor Timur) sebagai berikut:
“…dalam realita kalau sudah menyangkut pribadi manusia, walaupun dengan alasan keamanan nasional, Gereja akan memihak pada person karena pribadi manusia harganya lebih tinggi daripada keamanan negara atau kepentingan nasional” (Sumber: Frans Sihol Siagian & Peter Tukan, Voice of the Voiceless: 1997:127).
Orang yang beragama Islam seperti pakar, ilmuwan atau cendikiawan Islam sangat paham isi Alkitab tentang TUHAN dan Manusia, tapi orang Kristen sendiri belum mengerti dalam bergereja dan memahami isi Kitab Suci, Alkitab.
Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti dalam kata pengantar buku saya yang berjudul: “OPM ( Otonomi, Pemekaran dan Merdeka” pernah abadikan:
“SUARA HATI SEORANG PELAYAN UMAT DI PAPUA” (Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, Jakarta, 23 Februari 2020).
“Sayang, hampir semua buku-buku itu dikategorikan buku-buku terlarang oleh Kejaksaan Agung. Tak heran jika Andy Noya, tokoh utama dalam acara bincang-bincang Kick Andy, dengan gaya berkelakar,memberikan gelar kehormatan kepada Yoman sebagai specialis penulis “Buku-buku Terlarang” (2020:17).
“Papua memang berbeda dengan wilayah berpenduduk mayoritas Kristen lainnya di Indonesia. Di Papua, tokoh-tokoh gereja adalah juga politisi yang akan menyuarakan nasib umatnya. Mungkin, sekali lagi mungkin, para rohaniawan di Papua memang melihat bahwa menyuarakan kesedihan dan harapan bagi masa depan politik orang Papua adalah juga bagian dari melayani umat! (hal. 19).
Pesan SALIB sangat jelas. Pesan Injil sebagai kabar baik, kabar sukacita, kabar keselamatan, kabar keadilan, kabar kasih, kabar medamaian, kabar harapan hidup sangat jelas.
Gereja harus hadir dalam dunia realitas. Gereja harus melayani umat Tuhan atas berbasis masalah. Gereja tidak boleh berada dibalik mimbar dan menghibur diri dengan ayat-ayat Alkitab. Karena Injil bukan khotbah. Injil bukan KKR. Injil bukan juga teori. Injil bukan bermeditasi. Injil itu nyata. Dia lahir dan mati, dan dikubur dan bangkit. Injil itu hidup. Injil itu hadir di tengah-tengah realitas hidup umat manusia.
Gereja tidak boleh berada di wilayah abu-abu. Gereja tidak boleh bersembunyi dibalik hiruk-pikuk Kegiatan Kebangunan Rohani (KKR) yang menutupi kekejaman dan kejahatan Negara di Papua Barat. Injil tidak boleh dimanipulasi untuk melanggengkan kekerasan dan pelanggaran berat di Tanah Papua Barat.
Apakah Gereja boleh bersuara Papua Barat Merdeka?
Jawabannya: Boleh.
Karena, Tuhan Allah tidak melarang Papua Barat merdeka. Alkitab tidak melarang Papua Barat merdeka. Orang Kristen tidak melarang Papua Barat merdeka. Orang Baptis tidak melarang Papua Barat merdeka.
TETAPI, yang dilarang TUHAN, dilarang Alkitab, dilarang orang Kristen, dilarang orang Baptis ialah “JANGAN MEMBUNUH dan JANGAN MENCURI”, (Keluaran 20:13,15).
Doa dan harapan saya, tulisan pendek ini menjadi berkat. Selamat membaca dan menikmati tulisan ini. Tuhan Yesus memberkati.
Ita Wakhu Purom, Jumat, 9 Juni 2023
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua, Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC), Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) dan Anggota Baptist World Alliance (BWA).
=========
Bagi yang tidak setuju dengan karya ini, silahkan kontak:
HP:08124888458;
WA: 08128888712