Membangun Optimisme, Belajarlah Sampai ke Negeri China: Pesan Nabi Muhammad SAW

“Rakyat Indonesia, tidak harus pergi jauh-jauh ke China. Tuhan sudah bawa orang-China ke Indonesia menjadi guru penggerak ekonomi di Indonesia dan sudah menjadi bagian dari rakyat Indonesia. Bergurulah kepada mereka.”
Oleh Gembala Dr. Ambirek G. Socrates
Yoman
Kalimat: “BELAJARLAH SAMPAI KE NEGERI CHINA”, ada dalam ajaran agama Islam disebut dengan Hadits. Hadits berarti berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain. Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan.
Apa maksudnya nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk “Belajarlah sampai ke Negeri China?”
Ada tiga pesan atau roh yang saya tangkap atau mengerti dari pesan nabi Muhammad saw.
1. Ajaran dan pesan Nabi Muhammad SAW kepada semua orang di planet ini supaya belajar teknologi, kemajuan dan perkembangan ekonomi dan ketekunan bangsa China.
2. Dengan kata lain, Nabi Muhammad saw, ajarkan, mendorong dan menasihati umatnya bahwa rajinlah, tekunlah, hematlah dan fokuslah dan disiplinlah, janganlah hidup boros dan hiduplah seperti orang-orang China atau bangsa China.
3 Ajaran ini juga merupakan ungkapan peribahasa yang memiliki arti untuk mencari dan menuntut ilmu Sejauh apapun.
Pengajaran nabi Muhammad ini sering menjadi perdebatan. Walaupun ada perbedaan sesungguhnya ada berbagai macam fakta menarik yang patut dipelajari tentang negeri China untuk menjadi tempat tujuan menuntut ilmu. Jadi bangsa China adalah salah satu negara yang memiliki peradaban sangat tinggi sebelum ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang.
Ada teman diskusi saya, membaca tulisan saya berjudul: “Apakah tulisan ini menyesatkan para pembaca? Buka hati, mata dan pikiran. Kini, era sudah berubah, era sedang mengglobal, peta politik dan ekonomi sedang berubah.
“XI JINPING PEMIMPIN CHINA BERALIRAN SOSIALISME ADALAH SAHABAT SAYA, GEMBALA DR. AMBIREK G. SOCRATES YOMANÂ DI TANAH PAPUA BARAT SORONG-SAMARAI.”
Setelah membaca tulisan dengan topik ini, dia memberikan masukan dan penguatan tulisan saya dengan komentar sebagai berikut:
“Dalam Agama Islam ada hadits yg mengatakan *Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina* Hadits tersebut dimaknai sebagai perintah Nabi kepada umatnya untuk menuntut ilmu meskipun ke tempat yang sangat jauh. Karena itu, seorang Muslim tidak boleh bermalas-malasan dalam menuntut ilmu dan tidak boleh cepat merasa puas dengan ilmu yang dimilikinya saat ini.”
Sebenarnya pengajaran yang disampaikan nabi untuk menuntut ilmu sampai ke negeri China adalah fakta karena sampai saat ini perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan ekonomi di negeri China terus berkembang dan melangkah sangat pesat. Banyak kemajuan negeri Cina di bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang bekembang tersebut memang benar-benar membuktikan negeri China dari pengajaran tersebut.
Iyyas Subiakto dalam artikel bertopik: CHINA MANUSIA PILIHAN.*( Perspektif Kemanusiaan ) dimulai dengan, di kalangan umat Islam tidak bisa menampik ada hadist yg berbunyi ; “Belajarlah sampai ke Negeri China “, ini ucapan nabi ya, sekali lagi ini ucapan nabi, bukan asal bunyi.Karena ucapan itu di sampaikan oleh nabi Muhammad maka dapat di pahami bukan ucapan asalan.
“Kini setelah 1400 tahun berlalu ucapan itu terbukti dan kita rasakan, walau ratusan tahun yang lalu juga sudah bisa di rasakan tanda² itu oleh generasi pada masanya. Kini pada generasi kita apakah ini puncak ucapan nabi itu, atau ini tanda-tanda yg makin nyata bahwa China adalah manusia pilihan, manusia bermanfaat yg dapat di rasakan dunia.”
“Pahlawan perjuangan kemanusiaan banyak sekali jumlahnya, museum keturunan dan perjuangan keturunan Tionghoa yg ada di Senen dan di swakelola yang oleh seorang yg luar biasa keturunan Aceh adalah bukti dari semua itu, masyarakat Indonesia harus menyadari hal itu. Bukan malah menyerap framing murahan anti China, anti Aseng yg di hembuskan manusia dangkal moral serta tipis rasa kemanusiaannya.”
“Sampai sekarangpun masih dapat kita temui keturunan warga China yg berjuang utk kemanusiaan, ada Dr Lie dari Padang yg membangun RS kapal, Dr Lo di Solo yg memungut biaya berobat utk warga setempat hanya Rp. 1.000 rupiah dan selalu menebus obat untuk pasien tak mampu.”
“Dalam skala nasional ada yayasan Buddha Tzu Chi yg terus berkiprah melakukan kegiatan kemanusiaan. Sekarang juga sudah membuat RS di PIK Jakarta. Buddha Tzu Chi adalah salah satu yayasan kemanusiaan yg tampil lebih awal pada setiap ada musibah massal seperti gempa bumi, dll. Tsunami Aceh adalah kiprah kemanusiaannya yg begitu luar biasa.
Mereka membangun ribuan rumah utk warga terdampak. Apa pernah mereka tanya tentang agama? Tidak pernah, karena mereka fokus pada kemanusiaan.”
“Sekarang China dan eksistensinya mulai di rasakan dunia. Ada musibah kemanusiaan dunia China pasti datang duluan, terakhir musibah di Pakistan, Turky, ratusan tenaga medis dan sukarelawan serta ribuan ton bantuan pangan dan obat-obatan mereka datangkan. Apa mereka bertanya Pakistan dan Turky agamanya apa?”
“Manfaat yang lain dari luar biasanya China adalah Pembangunan Ekonomi.
Afrika adalah jazirah sehamparan dengan Arab yang kaya minyak. Apakah mereka membangun dan membantu rakyat Afrika? Sekarang masyarakat Afrika merasakan kehadiran China yg membangun ekonomi, pendidikan dan alih teknologi dari China. Apa kepentingan China di Afrika, tentulah perdagangan yang win-win. SDA Afrika di kelola bersama, diberi sentuhan teknologi.”
Saya kutip surat terbuka kepada Bapak Jusuf Kalla dari seorang Tionghoa dari delapan nomor, saya kutip hanya nomor 1 sampai 4.
1. Bagi orang Tionghoa, dalam “berbisnis menjaga kepercayaan boss (supplier) dan kepercayaan customer sangat penting”. Ini menyebabkan kami tidak pernah kekurangan modal ketika dagangan membesar karena selalu disupport supplier.
2. Rata-rata kami dididik dan mendidik anak-anak kami, anggota keluarga kami dengan disiplin dan diajari tanggung jawab, terutama secara ekonomi. “Bagi seorang Tionghoa membebani keluarga secara ekonomi sangatlah memalukan”.
Sebagian akan mengalami tidak dipandang sebelah mata, perasaan ter-injak-injak. Namun semua itu “tidak membuat kami cuma bisa sirik dan benci Pak”, tapi malah terpaksa memicu kami untuk lebih bangkit dan berusaha sebaik-baiknya, agar tidak “diHINA”.
3. Kami tidak banyak mengeluarkan uang untuk berdandan, bersosialisasi, beramal, saweran sekeliling supaya dipandang kaya dan dihormati.
Jika ada Tionghoa yang melakukan itu semua biasanya mereka yang sudah di level berekonomi berlimpah atau sedikit yang maksa. Pelit ya? Memang itu sifat dasar etnis Tionghoa yang sudah tidak begitu parah sekarang karena akulturasi budaya dan ajaran Agama (“KARMA”) yang mengajarkan untuk memberi dan menabur kepada yang membutuhkan.
Karena kami sangat disiplin kepada diri sendiri, kamipun memperlakukan orang lain seperti itu. Kalau kami dari susah bisa bangkit dengan kerja keras , maka orang lain kalau susah ya salahnya sendiri malas dan boros, tidak bisa jaga kepercayaan dan mental krupuk.
Kami tidak akan pernah mau dikasihani & kasihan dengan orang-orang yang malas dan bermental jelek.
4. Kami sangat-sangat jarang melakukan kawin cerai dan berpoligami.
Sehingga energi dan sumber daya keluarga tidak terbuang untuk urusan ribut rumah tangga dan kami bisa terus mengejar target ekonomi kami.
Kesimpulan
Sebenarnya pengajaran yang disampaikan nabi untuk menuntut ilmu sampai ke negeri China adalah fakta karena sampai saat ini perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan ekonomo di negeri China terus berkembang dan melangkah sangat pesat. Banyak kemajuan negeri China di bidang ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang bekembang cepat memang benar-benar membuktikan negeri China menjadi tujuan untuk orang banyak belajar di China.
Rakyat Indonesia, tidak harus pergi jauh-jauh ke China. Tuhan sudah bawa orang-China ke Indonesia menjadi guru penggerak ekonomi di Indonesia.
Mengapa orang-orang China dbenci di Indonesia? Padahal nabi Muhammad saw yang disembah kaum Islam sudah mengajarkan bahwa “Belajarlah sampai ke Negeri China?”
Tuhan Yesus memberkati para pembaca dan tulisan pendek ini membuka perspektif baru untuk belajar kepada bangsa China Sosialis yang sedang membangun kekuatan ekonomi dunia.
Terima kasih. Selamat membaca.
Ita Wakhu Purom, Senin, 22 Mei 2023
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
Catatan: Tulisan ini perlu diberikan saran, koreksi, masukan, perbaikan dan kritik.