Mgr. Bernadus Bofitwos Baru Uskup OAP Kedua, Wilem Assem, sebuah penantian selama 131 tahun

SORONG, PAPUASPIRITNEWS.COM-Anggota DPR Provinsi Papua Barat Daya, Wilem Assem, SE menyatakan selama 131 tahun agama Katolik masuk melalui para Misionaris di Skuru, Fak-Fak Papua Barat, pada 8 Maret 2025 akhirnya ada Uskup kedua Orang Asli Papua setelah Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Maatopai You.
“Ini peristiwa baru dan hari bersejarah bagi agama Katolik di seluruh dunia bahwa seorang imam asli Papua ditahbiskan menjadi Uskup kedua di Keuskupan Timika, yakni Mgr.Bernadus Bofitwos Baru, OSA oleh Mgr. Piero Pioppo, selaku Nuncio Apostolic Duta Besar Vatikan untuk Indonesia di gereja Katedral Tiga Raja Timika Papua Tengah pada 14 Mei 2025”,ujarnya Sabtu, (29/4/2025).
Untuk menyaksikan acara tahbisan tersebut, masyarakat Aifat Mare Miyah (AMM) mempersiapkan mendukung panitia inti di Timika. Masyarakat AMM yang tinggal di 5 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Papua Barat Daya turung tangan kumpul dana, persiapkan tarian how Wuon yang mengantar Uskup Timika dari tempat yang disiapkan menuju gereja Katedral Tiga Raja.
“Vatikan tetapkan Mgr. Bernadus Bofitwos Baru, OSA sebagai Uskup Timika, itu merupakan sesuatu yang baru terjadi dan langka bagi kita masyarakat AMM di sejak pelayanan Gereja Katolik di wilayah kepala burung”,terang mantan Ketua PMKRI St Aguatinus Sorong ini.
Menjadi Uskup kata dia jabatan itu saja sudah sangat sulit bagi seorang biarawan, karena melalui aneka tantangan dan ujian serta seleksi uskup yang ketat di Roma Vatikan. Pastor Bernadus Bofitwos Baru, OSA menjadi Uskup bukan karena pernah kuliah S2 dan S3 di Vatikan Roma tapi memenuhi kriteria yang serba ketat dan sulit tersebut”katanya
“Bagi kita sebagai OAP itu adalah harga diri OAP. Walaupun Uskup Timika berasal dari sub suku Aifat, suku Mare Maybrat dan sub suku Miyah Tambrauw tetapi semua alam Papua dan semua OAP, non Papua dari seluruh pelosok, langit, nenek moyang yang sudah meninggal, angin ikut menyambut bersuka ria. Apalagi Suku Amungme Kamoro, dan MEE selama 5 tahun masa kekosongan jabatan Uskup.
“Hal ini pertanda bahwa Tuhan mencintai umatnya dan keselamatan bagi Orang Papua. Kita berharap Uskup baru dapat melanjutkan apa yang sudah diletakkan oleh mendian Uskup Jhon Saklil. Bekerjasama dengan semua pihak dan tetap menjadi terang bagi banyak orang,”ucap Wilem Assem.
Selain itu menjadi salah satu mitra Pemerintah di Papua Pegunungan dan tanah Papua terlebih di bidang pendidikan untuk menyelamatkan generasi muda papua dengan model pendidikan berpola asrama yang kontekstual Papua
“Kami melihat pendidikan harus diperjuangkan oleh Uskup yang baru karena pendidikan merupakan satu satunya solusi untuk menyelamatkan masa depan Papua”,pungkasnya. editor: engel semunya.