Paus Fransiskus adalah Figur dan Keteladanan Iman bagi Dunia dan Umat Katolik

SORONG, PAPUASPIRITNEWS.COM-Paus Fransiskus tutup usia, 1,3M umat Katolik berduka. Sosok penuh kasih dan pembawa perubahan. Pemakaman akan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025. Paus Fransiskus tidak hanya dikenal sebagai pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, tetapi ia juga adalah figur moral dunia yang membawa pesan Kasih, Perdamaian, dan Solidaritas Universal.
Gabriel Assem, salah satu Tokoh Katolik Orang Asli Papua (OAP) di Provinsi Papua Barat Daya menegaskan Paus Fransiakus semasa hidupnya adalah motivator yang penuh dengan cinta kasih, menginspirasi, bukan hanya karena kata-katanya, tetapi karena cara ia menjalani hidup sederhana, penuh cinta, dan tulus dengan siapa saja di seluruh dunia.
“Sebagai Orang Asli Papua (OAP) dan Umat Katolik menyampaikan Berbelasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus. Saya bersama bersama seluruh umat Katolik di tanah Papua Indonesia dan duni merasa kehilangan atas wafatnya Bapa Suci”,ucap Gabriel Assem saat ditemui kediamanya, Jumat (25/4).
Semasa hidupnya, Paus Fransiskus memberikan keteladanan kepada umat manusia di dunia terlebih khusus umat Katholik.
Mantan Bupati Tambrauw dua periode ini mengutarakan semasa hidup Paus Fransiskus menunjukan sikap keteladanan dan cintanya serta karya-karyanya kepada umat manusia di sekuruh belahan dunia.
“Saya mengenang sebuah motivasi Paus Fransiskus yang sedang firal, semasa hidupnya dalam berbagai khotbah, pidato maupun pengajaran, Paus sering kali mengingatkan “pentingnya membangun jembatan dan stop membangun tembok”pesan Paus Fransiskus itu akan dikenang umat katolik,” ujar Gabriel Asem
Menurutnya, membangun tembok mencerminkan sikap dinding pembatas yang membuat manusia terpisah satu sama lain. Dengan dinding ini manusia kadang berperan sebagai hakim atas sesamanya. Dan orang lain yang dianggap berbeda dengannya dipandang sebelah mata dan diperlakukan secara tidak adil.
“Jembatan yang dimaksud adalah membangun simbol keterbukaan, kerendahan hati, dan komitmen untuk hidup berdampingan dalam damai. Sedangkan tembok mencerminkan sikap terpisah antara manusia yang satu dengan manusia lain,”jelasnya.
Pesan Sri Paus Fransiskus ini, lanjutnya saatnya para pimpinan agama dan pimpinan daerah di Papua Barat Daya untuk membangun “jembatan” bukan membangun “tembok”. Hal ini semata-mata untuk menyatukan peradaban.
Kata Geby sapaan akrabnya Gabriel Assem mengatakan saat kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus menunjukan kesederhanaannya saat dijemput menggunakan mobil Inova. Ia juga satu-satunya pemimpin agama lain di dunia yang memberikan cerama di masjid Istiqlal Jakarta.
“Saat kunjungannya di Indonesia, Paus tidak mau naik mobil mewah, beliau naik mobil Inova. Dan satu-satunya pemimpin gereja dari Kristen Katolik yang memberikan cerama di masjid Istiqlal Jakarta. Paus memang sangat dekat dengan masyarakat dari berbagai kalangan,”akuinya.
Geby kembali menekankan supaya jangan lagi ada tembok pemisah bagi seluruh umat di dunia terlebih kusus di Indonesia, saatnya jembatan menuju kedamaaian sudah harus dibangun untuk kebaikan bersama. [engel semunya]