Pelajar di Kab.Yahukimo Tolak Makan Siang Gratis: Kami Butuh Pendidikan Gratis

PAPUASPIRITNEWS.COM, YAHUKIMO-Front Aliansi Pelajar se-Yahukimo (FAPY) Papua melakukan aksi demo tolak kebijakan Pemerintah terkait makan siang Gratis yang diberlakukan di sekolah tingkat TK, SMP dan SMA di Kabupaten Yahukimo Papua.
Namun, kebijakan makan siang gratis tersebut menuai kritikan dan penolakan dari berbagai pihak termasuk pelajar Se-Kabupaten Yahukimo Papua pada tanggal 3 Februari 2025 di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo Papua.
Kordinator lapangan (Korlap), Feron Kabak mengatakan aksi yang dilakukan ini secara tegas menolak program menu makan siang gratis dan militerisme di dunia pendidikan.
“Kami butuh pendidikan gratis bukan makan siang gratis”,ujar Feron Kabak dalam siaran pers yang diterima media ini Selasa, (4/3/2025).
Kondisi yang dialami rakyat Papua khusus wilayah konflik saat ini adalah kebijakan pemerintah seluruhnya ada keterlibatan militer baik di bidang kesehatan, ekonomi, pembangunan dan pendidikan, perampasan Hak-hak masyarakat Adat Papua, tarik militer dan non organik di tanah Papua Barat.
“Sebenarnya pendidikan itu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban generasi yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Terutama, menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap.
“Program 100 hari kerja Prabowo-Gibran melalui makan siang Gratis yang mulai sejak 6 Januari 2025. Dengan Alokasi Dana 20% persen dari total Rp 71 Triliun Anggaran untuk program tersebut sepanjang tahun 2025”,terangnya.
Padahal kata dia, sistem pendidikan di tanah Papua masih menyisahkan sederet masalah seperti gedung sekolah yang kurang menadai, kurangnya fasilitas belajar di sekolah, sisw yang tak mampu beli buku, sepatu, bulpoint dan lainnya.
“Pemberian makanan gratis, seharusnya itu melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Dinas Kesehatan. Jika benar Papua baik-baik saja mengapa Militer yang mengambil alih program tersebut di tanah Papua”,tanya Feron Kabak.
Dirinya berharap ketika pemerintah Pusat peduli dengan pemberian makanan gizi gratis sebaiknya mulai dari ibu-ibu hamil, orang-orang yang berkebutuhan khusus dan anak-anak sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA.
“Tugas pemberian makanan dan minuman bergizi atau gratis itu harus melalui satuan pelayanan gizi dan dinas kesehatan bukan militer”,tutupnya.
Editor: engel semunya
Â
Â
Â