Pelepasan 40 Mahasiswa Inbound program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Stikes Papua Sorong
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Papua-Sorong, Provinsi Papua Barat Daya melepaskan 40 Mahasiswa Inbound program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Stikes Papua Sorong.
Pelepasan pertukaran mahasiswa sebanyak 40 orang pada (13/1) yang berasal dari 27 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia guna mengenyam pendidikan di kampus selama 4 bulan
Ketua STIKES Papua Marthen Sagrim mengatakan pelepasan 40 mahasiswa yang kuliah selama 4 bulan untuk kembali ke kampus asal. Pertukaran ini merupakan kepercayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) memilih kampus Stikes Papua-Sorong untuk menjadi salah satu wadah pendidikan bagi 40 mahasiswa yang berasal dari 27 perguruan tinggi. Di 2023 ini atas ijin Kemendikbud RI kita berkesempatan menjadi kampus bagi mahasiswa pertukaran,” jelasnya.
Dia menyampaikan apresiasi kepada Kemendikbud RI yang telah memberikan kepercayaan ini. Karena di Papua Barat Daya hanya dua kampus yang menjadi kampus bagi pertukaran mahasiswa yakni Stikes Papua-Sorong dan Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong.
“Ini satu kebanggaan kita sebagai penyelenggara kampus di Sorong, Papua Barat Daya yang hari ini 40 mahasiswa dilepas kembali ke kampus masing-masing”,ucap dia.
Mahasiswa pertukaran yang sudah mengikuti proses kuliah sejak 4 September 2023 hingga Februari 2024, maka hari ini mahasiswa pertukaran itu kembali ke kampus masing-masing yang tersebar di 27 kampus di Indonesia.
Karena, mahasiswa yang dilepas hari ini tidak hanya berasal dari program studi kesehatan seperti prodi (program studi) keperawatan, prodi kesehatan masyarakat, prodi laboratorium medik, tapi ada juga prodi pertanian, prodi kesehatan olah raga dan prodi hukum”,terangnya.
Selama 4 bulan perkuliahan kata Sagrim meningkatkan pemahaman mahasiswa pada keberagaman suku, agama, ras, dan antargologan (SARA) dan semangat persatuan.
Selain itu mengembangkan perjumpaan dan dialog intensif dalam keberagaman dan sikap saling memahami sehingga tercipta penguatan persatuan. Memperluas dan/atau memperdalam pengetahuan akademis mahasiswa.
“Untuk itu, dirinya berharap setelah mahasiswa mengikuti selama enam bisa memberikan manfaat banyak hal, baik dari peningkatan sisi pendidikan, tetapi juga hal lain seperti karakteristik budaya, agama dan suku bisa nantinya memperkaya diri mereka ke depan,” harap Sagrim. [Engel Semunya]