Pemprov PBD Gelar Pertemuan Lintas Sektor Percepatan Penurunan Stunting
SORONG, PAPUASOIRITNEWS.com-Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Kesehatan menggelar Pertemuan koordinasi lintas sektor percepatan penurunan stunting di tingkat kab/kota melalui sistem pemantauan tumbuh kembang anak
Kegiatan yang dilakukan sehari di Vega Hotel Jumat, (17/11) dihadiri 34 peserta.
Kepala Bidang Kesmas Provinsi Papua Barat Daya, Chorlina Haumahu, S, Sit saat ditemui menjelaskan program penurunan stunting sering dilakukan di kabupaten dan kota karena ini merupakan program nasional.
“Ini hanya kita memperkuat komitmen dari masing-masing OPD baik tingkat kabupaten dan kota maupun provinsi untuk bergerak bersama tangani stunting. Termasuk melibatkan unsur TNI, Polri, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama yang sudah berjalan selama ini. Hal itu bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempersiapkan generasi emas tahun 2045”,ujar Charolina kepada papuaspiritnews.com.
Menurutnya, untuk provinsi Papua Barat Daya data stunting mulai turung. Data terakhir Oktober 2023 sekitar 18,7 persen. Sehinagga kita harus berusaha turungkan angka stunting capai 14 persen di tahun 2024.
“Banyak kegiatan yang dilakukan baik ditingkat OPD Kabupaten dan Kota serta Provinsi termasuk instansi lainnya. Agar angka stunting bisa turung signifikan. Kita berharap generasi bangsa tumbuh dengan baik dan cerdas”,paparnya.
Dikatakannya kenapa stunting ini belum turung atau tidak ada karena dipengaruhi beberapa faktor yaitu kemiskinan, pola asuh dan lingkungan yang tidak sehat. Pola asuh berdampak pada pembentukan karakter anak, hamil diluar nikah melahirkan generasi yang tidak disiapkan. Karena bangsa kita maju dan berkembang salah satunya generasi itu kita harus siapkan. Berarti mulai dari saat ibu mengandung, menyusui, mendidik sejak masih anak-anak, remaja dan dewasa.
Terkait data yang ada, menurutnya semua instansi berkolaborasi apa permasalahannya sehingga anak mengalami stunting. Jika masalah ekonomi, maka Dinas Sosial dan Dinas Perindagkop melakukan intervensi dengan programnya. Kemudian dari kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak juga ikut mendorong. Begitu juga dengan dinas pekerjaan umum, pertanian dan dinas lainnya. Semuanya sama-sama bekerja, dikeroyok bersama untuk mengentaskan masalah itu,”kata Charolina
Ia menjelasakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya atau dengan kata lain masalah anak dengan proporsi tinggi badan menurut umur nilai atau poinnya rendah.Â
“Stunting itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tapi faktor penyebab itu multidimensi. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap munculnya stunting. Sehingga aksi penanganannya juga harus bersifat konvergen. Artinya multisektor harus ikut terlibat dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting,”pungkasnya. (Engel Semunya)