Penyelesaian Akar Masalah Papua Dengan Solusi Militer Gagal Dan Memperpanjang Kejahatan Negara Dan Penderitaan Penduduk Orang Asli Papua

Artikel:
Penyelesaian Akar Masalah Papua Dengan Solusi Militer Gagal Dan Memperpanjang Kejahatan Negara Dan Penderitaan Penduduk Orang Asli Papua
“Jangan takut kepada mereka…Aku menyertai engkau..untuk melepaskan engkau. TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu…untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk mrmbangun dan menanam.” (Yeremia 1:8-10).
Oleh Gembala DR. A.G. Socrates Yoman
“…Lingkaran kekerasan makin kuat dan gaya brutal pelanggaran HAM berat makin kentara….permasalahan/konflik yang makin kompleks dan rumit… bahwa keadaan Papua sangat kritis dan bersifat darurat….” (Theo van den Broek)
Saya sudah sekolah, maka saya tahu, saya pelajari, saya mengerti, saya sadar, bahwa tidak ada waktu, kesempata, ruang dan lorong untuk penguasa Indonesia dari sipil, militer dan polisi yang menipu dan membohongi saya lagi.
Seperti Steve BIKO Tokoh Kesadaran Afrika Selatan menulis:
“I Write What I Like”, “Saya Tulis Apa yang Saya Suka” (1996).
Saya juga:
“I Write What I See And I Know”, “Saya Tulis Apa Yang Saya Lihat Dan Saya Tahu.’
Penguasa Indonesia, terutama militer dan polisi Indonesia yang menduduki, menjajah dan menindas Penduduk Orang Asli Papua sejak 19 Desember 1961 sampai sekarang ini, mereka belum berhasil memenjarakan atau membunuh ideologi, nasionalisme, kesadaran, iman, doa dan harapan Penduduk Orang Asli Papua.
Militer dan Polisi Indonesia belum berhasil memenjarakan dan membunuh ideologi, nasionalisme, kesadaran, iman, doa dan harapan POAP ini yang saya maksudkan:
“PENYELESAIAN AKAR MASALAH PAPUA DENGAN SOLUSI MILITER GAGAL DAN MEMPERPANJANG KEJAHATAN NEGARA DAN PENDERITAAN PENDUDUK ORANG ASLI PAPUA.”
Sebaliknya, pemerintah Indonesia, militer dan polisi berhasil menanamkan benih-benih dan bibit-bibit ideologi, nasionalisme, kesadaran dan harapan POAP. Mereka berfikir dengan membunuh Arnold Clemens Ap, Edward Mofu dan kawan-kawan, DR. Thomas Wapai Wanggai, Yustinus Murip, Kelly Kwalik, Theodorus Hiyo Eluay, Musa (Mako) Tabuni dan masih banyak tokoh lagi adalah solusi persoalan Papua. Tetapi solusi militer yang gagal total yang memperpanjang penderitaan POAP di atas Tanah leluhur mereka sendiri.
Pemerintah, militer dan polisi juga merawat dan memperkuat ideologi, nasionalisme, kesadaran, dan harapan POAP dengan memproduksi label dan stigma separatis, teroris, kksb/kkb yang sangat merendahkan harkat dan kemanusiaan kami.
Pemerintah, militer dan polisi juga memelihara dan memperkokoh ideologi,nasionalisme, kedasaran dan harapan POAP dengan menyebutkan POAP adalah Monyet, Gorila, tikus-tikus, Kopi Susu dan stigma-stigma kejam dan tidak manusiawi yang lainnya.
Pemerintah, militer dan polisi juga berusaha dan bekerja keras untuk menghilangkan semua bukti-bukti kejahatan Negara yang menjadi AKAR PERSOALAN Papua dengan mengkampanyekan, bahwa AKAR persoalan Papua ialah KESEJAHTERAAN dan juga yang berjuang untuk Hak Penentuan Nasib Sendiri itu Segelintir Orang.
Pemerintah, militer dan polisi juga melakukan pendekatan terhadap pemimpin-pemimpin agama, adat, perempuan dan pemuda untuk membungkam mulut mereka, lumpuhkan hati nurani mereka dan mereka bersama-sama memelihara, merawat dan menyembunyikan AKAR PERSOALAN Papua dan memperkuat label dan stigma separatis, teroris, dan kksb/kkb.
Beberapa pemimpin agama, adat, pemuda dan perempuan dibina dan dipelihara oleh militer dan polisi dan diminta bersuara dan membacakan pernyataan-pernyataan yang sudah disiapkan militer dan polisi untuk menyembunyikan AKAR PERSOALAN Papua.
Senjata ampuh yang digunakan penguasa pemerintah Indonesia, militer dan polisi untuk membungkam, melumpuhkan, mendiamkan, menghancurkan dan memusnahkan Penduduk Orang Asli Papua adalah stigma atau label separatis, teroris, kkb, monyet, gorila, tikus-tikus, dan kopi susu. Semua label dan stigma ini hanya untuk menyembunyikan AKAR Persoalan Papua yang sebenarnya.
AKAR PERSOALAN Papua yang harus diselesaikan oleh pemerintah Indonesia yang saya maksudkan penting didaftarkan sebagai berikut:
1. Ketidakadilan;
2. Militerisme;
3. Kolonialisme;
4. Rasisme;
5. Kapitalisme;
6. Neo Imperialisme;
7. Pelanggaran HAM berat
8. Pemusnahan Etnis Papua
9. Perampokkan Tanah dan Hasil bumi Papua;
10. Dan masih ada daftar panjang.
Ada 4 AKAR persoalan Papua sudah berhasil ditemukan dan dirumuskan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau BRIN yang tertuang dalam buku Papua Road Map: Negociating the Past, Improving the Present and Securing the Future (2008).
Empat akar persoalan Papua sebagai berikut:
1) Sejarah dan status politik integrasi Papua ke Indonesia;
(2) Kekerasan Negara dan pelanggaran berat HAM sejak 1965 yang belum ada penyelesaian;
(3) Diskriminasi dan marjinalisasi orang asli Papua di Tanah sendiri;
(4) Kegagalan pembangunan meliputi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat Papua.
Jadi, AKAR Persoalan Papua bukan KESEJAHTERAAN. Dan solusi militer persoalan Papua selama ini gagal, karena negara, militer dan polisi adalah aktor kekerasan di Tanah Papua.
Kesimpulan dari tulisan ini, saya kutip catatan kritis dari Theo van den Broek kepada Dewan Gereja Papua (WPCC) pada 15 Desember 2022 dengan topik: “IMAN UNTUK DAMAI” sampaikan sebagai berikut:
“…Lingkaran kekerasan makin kuat dan gaya brutal pelanggaran HAM berat makin kentara….permasalahan/konflik yang makin kompleks dan rumit… bahwa keadaan Papua sangat kritis dan bersifat darurat….”
Selamat membaca dan menikmati tulisan ini. Tuhan memberkati.
Ita Wakhu Purom, Sabtu, 4 Februari 2023
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC).
3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC).
4. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
=========
Bagi yang tidak setuju dengan karya ini, silahkan kontak:
HP:08124888458;
WA: 08128888712
Editor: Redaksi