Pernyataan-Pernyataan Jefry Pagwak Bomanak yang Kontroversial, Provokatif dan Meresahkan Rakyat dan Bangsa Papua Barat

Pada Sabtu, 24 Juni 2023, seorang sahabat saya, berinisial LS memberikan komentar kepada saya sebagai berikut:
“Mengapa Jefry Bomanak penuh Provokasi kekanak kanakan.Tidak dewasa. Mengapa dia terlalu sakit hati dan suka menyudutkan ULMWP?. SAYA SANGAT KECEWA DENGAN MANUSIA TIPE ITU.DIA itu Ilalang yg perlu dibersihkan dan ……👹👹👹”.
Saya sendiri sudah ikuti pernyataan-pernyataan provokatif, penuh dengan kebencian terhadap United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang disampikan oleh Jefry Pagawak Bomanak.
Sedangkan bagi rakyat dan bangsa Papua Barat bahwa ULMWP adalah wadah politik resmi sebagai rumah besar, perahu besar dan honai benar.
Pada 10 Juni 2023, seorang teman bernisial FF berkomentar kepada saya sebagai berikut:
“Saya selama ini curiga, jangan-jangan itu akun palsu yang mengatas namakan pak JEFFREY. Saya belum bisa Konfirmasi langsung ke pak Jeffrey karena no WA beliau sudah terhapus dari hp saya. 🙏🙏🙏”.
Kalau pernyataan-pernyataan provokatif, tidak mendidik dan berpotensi merusak ini benar-benar ditulis dari Jefry Pagawak Bomanak, perlu kita pertanyakan dia berjuang untuk siapa dan atas nama siapa dan tujuan atau kepentingan apa?
Saya melihat sepertinya Jefry Pagawak Bomanak ada masalah pribadi dengan para petinggi dalam wadah ULMWP. Kalau ada masalah pribadi dengan person, Jefry Pagawak Bomanak jangan merusak Rumah besar, peraahu besar dan honai besar ULMWP adalah wadah politik resmi milik rakyat dan bangsa Paua Barat.
Kalau bukan Jefry Pagawak Bomanak, sebaiknya ada penjelasan dari bersangkutan supaya “kebodohan” dan “provokasi” tidak meresahkan rakyat dan bangsa Papua Barat.
Gary Pittard dalam bukunya: WHY WINNERS WIN menulis sebagai berikut:
“Be firm if you have to, and always be frank, diplomatic, polite, and kind. Treat others as you would like to be treated” ( 2016:103)
Terjemahan:
“Bersikaplah tegas jika perlu, dan selalu jujur, diplomatis, sopan, dan baik hati. Perlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.”
Sementara Stephen Covey dalam buku: Seven Habits menulis:
“Ketika kita membuka mulut dan menyampaikan sesuatu, sesungguhnya kita sedang menyampaikan kepada orang banyak, siapa sebenarnya kita.”
Alm. Karel Yigibalom mantan guru SD YPPGI Dugume, Lanny Jaya, Papua Barat pada 13 April 2008 pernah mengatakan:
“Jika kita menginjak martabat dan kehormatan satu orang, maka martabat dan kehormatan kita akan diinjak oleh seratus atau seribu orang. Sebaliknya, jika kita menghargai martabat dan kehormatan satu, maka kita dihargai dan dihormati oleh seratus atau seribu orang” (Sumber: Suara Gereja Bagi Umat Tertindas: Yoman, 2008).
LATAR BELAKANG SEJARAH LAHIRNYA OPM & NAMA ASLI OPM SEBENARNYA?
(Apakah benar OPM label negatif dari ABRI atau didirikan oleh para pejuang Papua Barat Merdeka?)
Oleh Gembala Dr. Ambirek G. Socratez Yoman
Belanda melabelkan Ir. Soekarno adalah separatis. Pemerintah Apartheid melabelkan Nelson Mandela adalah komunis. Penguasa Amerika melabelkan Pdt. Marthen Luther King, Jr adalah komunis. Pemerintah Apartheid melabelkan Mahadma Gandhi adalah cooly atau pengacara kuli bangunan.
Penguasa kolonial modern Indonesia melabelkan rakyat dan bangsa Papua Barat adalah GPK, GPL, Separatis, makar, OPM, KKB, monyet, tikus, kopi susu, teroris.
Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (KABAIS) TNI sejak tahun 1996-2014 dan Laksmana Muda TNI (Purn) Iskandar Sitompul melalui saluran Iskandar Sitompul Publika-Poscast membongkar rahasia operasi militer dan mitos, stigma dan label yang diproduksi militer Indonesia di Papua Barat.
Laksamana Muda (TNI) Soleman B. Ponto mengatakan:
“Kita (TNI) yang memberi nama KKB, KSB. Sekarang ini, suka-suka memberi nama..”
Ditambahkan di Papua itu “ada hanya nyamuk-nyamuk, pakai semprot baigon bukan pakai senjata. Ada belalang di sana, tidak cocok gunakan baigon.”
Laksamana Muda TNI (Purn) Iskandar Sitompul mengatakan:
“Seperti dulu, kami kasih nama GPK. Saya masih ingat di kepala saya sampai sekarang.”
Sudah clear atau jelas. Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto dan
Laksmana Muda TNI (Purn) Iskandar Sitompul sudah mengakui bahwa mitos, label dan stigma itu milik mereka.
Kembali pada topik. Sampai saat ini, rakyat dan bangsa Papua Barat dan rakyat Indonesia belum tahu sejarah lahirnya OPM. Untuk mengetahui sejarah lahirnya OPM perlu ada riset atau penelitian yang lebih dalam.
Sayang, para arsip-arsip hidup atau nara sumber atau pelaku sejarah itu sudah tidak ada lagi. Mereka sudah dipanggil Tuhan dan juga tewas ditembak aparat keamanan Indonesia atas nama keamanan nasional.
Selama ini, nama OPM didengar dari pihak pemerintah, TNI-Polri dengan kepentingan dan agenda mereka di Papua Barat. Negara, terutama TNI-Polri benar-benar memelihara dan mengeksploitasi nama OPM secara sistematis dan kolektif dengan pemaknaan negatif, bias, menyeramkan dan menakutkan.
Saya masih ingat, sekitar tahun 1996, saya datang ke kantor ELSHAM Papua Barat di Padang Bulan, Abepura. Pada waktu itu ELSHAM direktunya Jonathan (John) Rumbiak, tokoh pelopor HAM Papua Barat. John mengundang beberapa orang tua sebagai saksi sejarah Pepera 1969.
Pada saat itu, saya saksikan dan dengar langsung ada dua orang tua berdebat serius tentang nama OPM. Orang tua yang satu sampaikan:
“OPM itu dibentuk atau dilabelkan dari ABRI kepada bangsa Papua Barat yang melawan Indonesia pada 1965 sebelum Pepera”.
Temannya lain mengatakan: “Tidak, OPM itu kami bangsa Papua Barat yang dirikan untuk melawan bangsa kolonial Indonesia”.
Apa yang disampaikan kedua orang dalam diskusi dan debat singkat ini benar. Karena, OPM itu didirikan oleh bangsa Papua Barat dan juga OPM adalah label negatif dari ABRI yang dialamatkan kepada bangsa Papua Barat yang berjuang untuk merdeka.
Dr. George Junus Aditjondro mengatakan, bahwa nama OPM itu sebutan atau label negatif yang diberikan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI-kini TNI) kepada para pejuang Papua Barat merdeka.
Karena, waktu awal Terianus (Terry) Aronggear dan kawan-kawan membentuk OPM, nama yang sebenarnya itu agak panjang, supaya mudah disebutkan, maka ABRI membuat lebih singkat agar gampang diingat dan sederhana, yaitu OPM.
Dalam hal nama OPM, Johannes Rudolf Gerzon Djopari yang lebih dikenal John RG Djopari dalam bukunya: “Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka” menulis hasil wawancara dengan Tokoh OPM Terianus Aronggear (SE) dan Melkianus Watofa di Jayapura, 21 Juli 1991.
“Nama Organisasi Papua Merdeka atau OPM adalah nama yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada setiap organisasi atau faksi baik di Irian Jaya maupun di luar negeri yang dipimpin oleh putra-putra Irian Jaya pro-Papua Barat dengan tujuan memisahkan atau memerdekakan Irian Jaya (Papua Barat) lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nama OPM pertama kali diperkenalkan di Manokwari pada tahun 1964 yaitu pada saat penangkapan pemimpin “Organisasi dan Perjuangan Menuju Kemerdekaan Papua Barat yang disingkat dengan OPMKPB. Terinus Aronggear (SE) dan kawan-kawan oleh pihak keamanan mengajukan mereka ke pengadilan.
Nama itu semakin populer yaitu pada saat meletusnya pemberontakan senjata yang dipimpin oleh Permenas Ferry Awom pada tahun 1965 di Manokwari, serta berbagai pemberontakan atau aksi militer lainnya di berbagai wilayah lainnya di Irian Jaya.
Dalam proses pemeriksaan baik oleh militer-polisi dan jaksa, para pemimpin pemberontak menerima baik nama OPM yang diberikan oleh pemeriksa/Pemerintah Indonesia sebab menurut mereka nama ini singkat, dan mudah diingat dan dipopulerkan bila dibandingkan nama organisasi yang mereka (Terianus dan kawan-kawan bentuk) dan berikan itu panjang serta sulit diingat” (Djopari: 1993:100).
DI SINI, menjadi jelas. OPM itu dibentuk oleh pemimpin Papua Barat Merdeka dengan nama yang panjang, yaitu OPMKPB. Tapi, ABRI kasih singkat OPM.
Tokoh utama pembentukan OPMKPB ialah Terianus (Terry) Aronggear, Aser Demotekay, Johan Ariks, Lodewijk Mandacan, Barens Mandacan, Ferry Awom, Permenas Awom, dan tokoh-tokoh lain.
OPMKPB dibentuk atau didirikan pada 25 Desember 1964 di rumah Kepala Suku Besar Arfak, Mayor Tituler Lodewijk Mandacan dan adiknya Kapten Tituler Barens Mandacan di Fanindi, Manokwari. OPMKPB dibentuk dengan samangat, motivasi dan tujuan untuk memenangkan Pepera 1969.
Setelah dibentuknya OPMKPB, enam bulan kemudian, tepatnya pada 26 Juni 1965 para pasukan Ferry Awom dengan kawan-kawan membongkar markas ABRI di Manokwari.
Nama yang diberikan ABRI, yaitu OPM semakin populer karena lebih mudah diingat dan diucapkan. Setelah enam tahun berjalan sejak 25 Desember 1964 sampai Juni 1971 dengan berbagai bentuk perlawanan, OPMKPB atau OPM mengorganisir dalam struktur perjuangan pada 1 Juli 1971 di Kampung Waris, dikenal dengan luas dengan nama Markas Victoria (Mavic).
Ada tokoh-tokoh utama dalam tanggal 1 Juli 1971 seperti Seth Jafet Rumkorem, Javob Pray dan masih banyak nama-nama tokoh OPMKPB atau OPM.
Para pejuang ini berdiaspora ke PNG, Australia, Belanda, Dakhar/Senegal dan Swedia dan Vanuatu.
Sesuai fakta sejarah, bahwa dulu OPMKPB atau OPM, dan kini OPM telah melahirkan Rumah besar rakyat dan bangsa Papua Barat, yaitu United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
Wartawan senior Papua Barat, Victor Mambor mengatakan:
“Dulu OPM, sekarang namanya ULMWP dan OPM Freedom Fighter bukan KKB”.
Tokoh OPM tertua di Luar Negeri, Rex Rumakiek menegaskan:
“ULMWP adalah roh baru dari OPM.”
Sedangkan Mikha G mengatakan:
“ULMWP adalah kita dan kita adalah ULMWP”.
Menurut saya, ULMWP adalah rumah bersama, perahu bersama dan honai bersama rakyat dan bangsa Papua Barat.
Rumah besar ini dibentuk oleh orang-orang hebat yang berada dalam tiga pilar arus utama, yaitu: NRFPB, WPNCL, NPWP di Vanuatu pada 7 Desember 2014.
Sekarang, ULMWP sama level dengan ANC di Afrika Selatan. ULMWP sama dengan FRETELIN dulu di Timor Leste dan PLO di Palestina.
Sesuai dengan perkembangan global wadah yang paling rasional untuk merepresentasikan atau mewakili rakyat dan bangsa Papua Barat ialah ULMWP.
Karena, pengamatan saya, ULMWP tetap menjaga wibawa dan mampu membedakan:
(1) Kapan?
(2) Di mana?
(3) Dengan siapa?
(4) Wadah atau forum apa?
(5) Agenda apa?
ULMWP akan hadir representasi rakyat dan bangsa Papua Barat kalau unsur-unsur pertanyaan ini terpenuhi.
Saya harap, tulisan ini belum lengkap dan belum sempurna. Saya harap, kita sebaiknya menulis sejarah yang benar sesuai dengan fakta. Bagi yang ada memiliki dokumen tolong lengkapi dan memberikan pembobotan tulisan yang belum lengkap ini.
Selamat membaca dan menikmati tulisan ini. Tuhan memberkati.
Ita Wakhu Purom, Jumat, 9 Juni 2023
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
=========
HP:08124888458;
WA: 08128888712