PH dari Saiduy dan Nakoh, Mendesak JPU Kajari Manokwari dan Kajati PB memeriksa pejabat BPKAD Prov. Papua Barat
“
MANOKWARI, PAPUASPIRITNEWS com-Yan Christian Warinussy Penasihat Hukum (PH) dari Terdakwa Frederik Dolfinus Julianus Saiduy dan Terdakwa Aldo Hurich Hendrik Nakoh.
Keduanya didakwa oleh Jaksa Penuntut Kejaksaan Negeri Manokwari, telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang merugikan keuangan negara atau perekonomian negara yaitu merugikan keuangan negara dalam hal ini Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat sebesar Rp 994.255.674 ,- atau Sembilan Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Dua Ratus Lima puluh lima ribu Enam ratus tujuh puluh empat rupiah).
Hal mana sesuai Laporan Akuntan Publik Mahsun, Nurdiono, Kukuh dan Rekan Atas Perhitungan Kerugian Negara Keuangan Negara Dalam Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat Tahun Anggaran 2023 Nomor : 008/CPI/MNK-03/III/2024 Tanggal 27 Maret 2024.
Warinussy menjelaskannya, proses pemeriksaan perkara kedua kliennya yang sedang berlangsung di Pengadilan Negeri/Tipidkor Manokwari Kelas I A saat ini telah memasuki tahapan pemeriksaan para saksi dan ahli yang diajukan oleh Tim Jaksa dari Kejaksaan Negeri Manokwari.
Ada saksi yang merupakan pegawai ada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat. Ada juga saksi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Papua Barat dan ada juga dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD ) Provinsi Papua Barat.
Kedua kliennya yang persidangannya dipimpin Hakim Ketua Helmin Somalay, SH, MH dibantu hakim anggota Pitaryanto, SH dan Hermawanto, SH tersebut terungkap fakta sidang bahwa diduga adanya “kelalaian” para pejabat pengelola keuangan daerah di BPKAD Provinsi Papua Barat yang turut serta memungkinkan terjadinya kerugian negara tersebut.
Yaitu karena dalam pencairan dana anggaran kekurangan Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP) pegawai Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat bulan Oktober Tahun 2023 dan bulan November tahun 2023 oleh Terdakwa Aldo Hurich Hendrik Nakoh dengan pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) ke BPKAD Provinsi Papua Barat.
Kemudian terbitlah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Nomor: 33.00/03.0/000113 tanggal 12 Desember 2023 dan SP2D Nomor: 33.00/04.0/000104/LS/2.07.3.32.0.00.02.0000/P.04/12/2023 tanggal 14 Desember 2023. Padahal sejatinya para saksi dari BPKAD Provinsi Papua Barat tersebut tahu bahwa di dalam aturan perundangan terkait pengelolaan keuangan daerah dan atau negara tidak dikenal adanya penamaan (nomenklatur) kekurangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) tersebut.
“Oleh sebab itu, sebagai Penasihat Hukum dari klien saya saudara Saiduy dan saudara Nakoh, saya mendesak Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Manokwari dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat untuk memeriksa kembali dugaan keterlibatan beberapa pejabat di lingkungan BPKAD Provinsi Papua Barat dalam kasus dugaan Tipidkor pencairan anggaran kekurangan TPP bulan Oktober dan November tahun 2023 pada Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Barat tersebut”,desak Warinussy dalam keterangannya Kamis, (21/11/2024).
Mereka ini kata Warinussy diduga keras tidak melakukan upaya nyata dan sungguh guna mencegah timbulnya kerugian negara sebesar Rp.994.255.674,- tersebut. Menurut pandangan hukum, mereka para pejabat tersebut juga mesti bertanggung jawab menurut hukum berdasarkan amanat Pasal 2 dan Pasal 3 dari Undang Undang Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. [*]