Seperti Sabung Ayam di Pasifik dan Papua

Seperti Sabung Ayam di Pasifik dan Papua
Penguasa Indonesia Berhasil Menciptakan Sabung Ayam atau Politik Adu-Domba Terbuka Antar Sesama Penduduk Oramg Asli Papua
(Nick Messet di Pasifik dan John Wempi Wetipo atau Kopi Susu-Genetikanya Megawati Sukarnoputri di Papua)
Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman
Salah satu ciri khas dan watak bangsa koloni yang sesungguhnya ialah menciptakan politik adu-domba diantara penduduk yang diduduki, dikuasai, dijajah, dilumpuhkan dan dimusnahkan.
Di depan mati kita, hari ini, kita bersama-sama menyaksikan, beberapa orang Penduduk Orang Asli Papua dijadikan seperti Sabung Ayam.
“Sabung Ayam adalah permainan mengadu dua ekor ayam dalam sebuah kalangan atau arena. Biasanya ayam akan diadu hingga salah satu darinya kabur atau kalah, bahkan hingga mati. Permainan ini biasanya diikuti oleh perjudian yang berlangsung tak jauh dari arena adu ayam.”
Nick Messet dipelihara dibina dan dididik atau diobyekkan oleh penguasa kolonial modern Indonesia seperti Sabung Ayam di Negara-Negara Pasifik. Nick Messet berhadapan dengan Pemimpin Perjuangan Papua Barat Merdeka Benny Wenda dan kawan-kawan.
Bukan Nick Messet sendiri tetapi ada orang-orang asli Papua lain yang dipelihara, dibina, dipakai dan diajdikan obyek untuk ikut terlibat menindas, menjajah dan membunuh dan memusnahkan saudara-saudara mereka sendiri.
Sementara John Wempi Wetipo (si Kopi Susunya Megawati) juga dipelihara,dibina dan dipakai untuk head to head on front line (berhadapan langsung di garis depan) dengan saudara-saudaranya secara langsung di lapangan untuk memperjuangkan DOB Boneka Indonesia di TANAH Papua.
Nick Messet dan John Wempi Wetipo dan beberapa orang-orang asli Papua yang dipelihara, dibina, diobyekkan dan dipakai sebagai Sabung Ayam untuk menjadi corong ketidakadilan, kejahatan dan kekerasan Negara.Mereka ini ikut menyetujui, memperpanjang, mendukung, memperkuat, melanggengkan, dan mengkekalkan pendudukan, penjajahan, penindasan dan pemusnahakan orang asli Papua. Mereka juga ikut terlibat dan mendukung serta memperkokoh posisi bangsa kolonial modern firaun Indonesia yang berwatak rasis, fasis, militeristik, kapitalis, imperialis, kriminal, barbar dan brutal.
Langkah-langkah Nick Messet dan John Wempi Wetipo juga memperkokoh label, stigma dan mitos bangsa kolonial modern firaun Indonesia seperti: separatis, makar, opm, kkb, dan teroris.
Kopi Susunya Ibu Megawati Sukarno Putri, John Wempi Wetipo dipasang sebagai wakil menteri dalam negeri supaya menteri dalam negeri Haji Dr. Muhammad Tito Karnavian menjadikan John Wempi Wetipo sebagai topeng Jawa untuk berhadapan langsung dengan saudara-saudarnya sendiri.
Artinya, Tito Karnavian lempar batu dan sembunyi tangan atau tidak mempertanggugjawabkan perbuatan secara langsung kepada Orang Asli Papua. Sepertinya ada ketakutan karena perbuatannya terlalu jahat dan tidak manusiawi dalam proses DOB Boneka Indonesia. Pemerintah telah berhasil membangun mesin-mesin pemusnahan orang asli Papua, yaitu DOB Boneka. Ini terbukti, penguasa Indonesia yang paling jahat dalam ingatan sejarah Orang Asli Papua saat ini dan selamanya.
RASISME paling kejam yang disebutkan Genetika dan Kopi Susu adalah penghinaan luar biasa, kejahatan kemanusiaan yang luar biasa di ruang publik. Rasisme yang berjalan telanjang. Ini kejahatan luar biasa yang merendahkan dan menghancurkan martabat orang asli Papua yang dilakukan Negara.
Nick Messet dan John Wempi Wetipo atau Kopi Susunya-Genetika Megawati Sukarnoputri dan kawan-kawan yang dipelihara dan dipakai penguasa kolonial Indonesia menjadi seperti Sabung Ayam.
Doa dan harapan saya, Nick Messet dan John Wempi Wetipo-Kopi Susunya Megawati Sukarnoputri dan orang-orang asli Papua lain supaya hati nurani Anda semua tidak lumpuh atau dilumpuhkan karena jabatan, kedudukan dan uang.
Dan satu hal yang tidak akan pernah terhapus dalam catatan sejarah rakyat dan dan bangsa di atas TANAH ini ialah Anda semua akan disebut sebagai PENGKHIANAT martabat kemanusiaan orang-orang asli Papua. Karena Anda secara terbuka dibina, dipakai dan diobyekkan oleh penguasa kolonial Indonesia untuk berdansa-dansa dan menari-menari di atas penderitaan, tetesan air mata, cucuran darah dan tulang belulang yang dibantai oleh bangsa kolonial Indonesia sejak 19 Desember 1961 sampai sekarang.
Kami tidak butuh pujian, kedudukan yang penuh dengan agenda-agenda kejahatan, dan senyuman hampa atau berpura-pura. Kami butuh penghormatan martabat kemanusiaan kami untuk hidup yang layak, terhormat dan damai di TANAH kami.
Para pembaca jangan terpengaruh dengan Nick Messet, John Wempi Wetipo dan kawan-kawan karena mereka berada dalam tiga penjara, yaitu dalam penjara tuannya, yaitu penguasa Indonesia dan penjara Orang Asli Papua dan penjara bisikan nurani. Mereka juga berada tiga tekanan besar dan berat, yaitu tekanan tuannya Indonesia, tekanan saudaranya Orang Asli Papua dan tekanan hati nurani mereka.
Doa dan harapan saya, tulisan singkat ini menjadi bahan refleksi para pembaca.
Selamat membaca. Tuhan memberkati.
Ita Wakhu Purom, 9 Agustus 2022
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3 Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
____
NO HP/WA: 08124888458