Socratez Yoman: Lukas Enembe Gubernur Papua dipelihara oleh Allah, alam Papua, leluhur Papua, dan rakyat Papua

Jayapura, papuaspiritnews.com-
Gembala DR. A.G. Socratez Yoman Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua menegaskan Lukas Enembe Gubernur Papua dilindungi, dijaga, diberkati serta dipelihara oleh Allah, alam Papua, leluhur Papua, dan rakyat Papua.
“Kami tidak senang dan tidak terima KPK mengganggu bapak Lukas Enembe gubernur Papua sementara dalam keadaan kesehatan terganggu”,ujar Socratez Yoman kepada papuaspiritnews.com Senin, (19/9/2022)
Dikatakanya, ini kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM atas hak kesehatan Lukas Enembe, gubernur Papua.
Kebanyakan POAP terjebak dalam siasat dan skenario jahat dari penguasa Indonesia. POAP belum banyak yang berfikiran kritis, karena POAP sudah dilumpuhkan dan hidup dalam kelumpuhan dan kepalsuan ideologi, nasionalisme dan sejarah Indonesia. POAP dikurung dalam “zona nyaman semu, hampa dan kosong.” Sebagian pikiran dan hati POAP diisi dengan pikiran palsu atau asing sehingga daya kritis dan analisa terkurung atau terpenjara dalam penjara pikiran kolonial.
“Saya mau sampaikan, bahwa kriminalisasi para pemimpin Papua seperti: Lukas Enembe gubernur Papua, Eltimus Omaleng bupati Mimika, Ricky Ham Pagawak bupati Mamberamo Tengah, Barnabas Suebu, John Ibo, dan masih banyak yang lain, ini bagian dari siasat penguasa Indonesia untuk menebang dan melumpuhkan semua pilar-pilar penting dan kuat bagi POAP. Cara penguasa kolonial yang paling efektif ialah kriminalisasi dengan tuduhan korupsi”,terangnya.
Barnabas Suebu, salah satu tokoh kunci dan tokoh besar POAP pernah menyatakan penyesalannya atas kriminalisasi terhadap dirinya. Pernyataan beliau, saya kutip sebagai berikut:
“Saya sebagai orang Papua menyesal ikut bergabung ke NKRI. Di pengadilan saya juga tidak terbukti satu sen pun korupsi. Tapi saya masih dizolimi. Jadi saya menyesal.Tulis itu ya, jangan pernah takut tulis tentang kebenaran.”tandasnya.
Semua POAP jangan lihat secara sempit kata “Korupsi” yang dipakai oleh para penguasa Indonesia. POAP harus berpikir kritis dan analisa mendalam serta luas untuk mengetahui agenda-agenda rahasia penguasa kolonial modern Indonesia jangka pendek, menengah dan panjang dibalik kata “korupsi”. Rakyat kecil atau warga sipil dilabel separatis, makar, opm, kkb, dan teroris, dan gereja distigma pendukung Papua Merdeka, para pejabat dikriminalisasi dengan senjata “korupsi.”tandas Socrates Nyoman (ES)