Surat Pastoral Terbuka Untuk Sebby Sambom

Kepada Yang Terkasih,
Saudara Sebilon Sambom (Sebby Sambom)
Di Tempat Pelarian/Persembunyian
Shalom!
Saya mau tanggapi pernyataan Anda pada saat Wawancara Jubir TPNPB Soal Penyanderaan Pilot Susi Air: Kami Bukan Baru Berjuang, Kami Sudah Belajar Banyak 7 Maret 2023 10:11.
Saran saya, kalau Anda diplomat atau jurubicara TPNPB, Anda harus menghargai semua pejuang Papua Barat Merdeka yang sudah tidak ada, sudah tua dan juga yang masih hidup di Tanah leluhur West Papua, di tempat pelarian, dan di hutan-hutan dan dimana saja.
Peryantaan Anda yang dikutip ini, Anda orang sangat sombong, angkuh, arogan, berpikiran kerdil, dangkal dan tidak memiliki kapasitas kemampuan diplomasi yang elegan, bermartabat dan membangun dan memperkuat solidaritas.
Pernyataan Anda yang mencerminkan kebodohan Anda sebagai berikut:
“Tokoh gereja, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh adat. Itu menyaring angin atau justru mereka akan korbankan orang itu. TPNPB bisa tembak orang-orang itu. Berani masuk (wilayah sandera) TPNPB, nanti ditembak itu.”
“Mereka [tokoh masyarakat] punya kapasitas apa dalam organisasi kami? Mereka tidak punya pengaruh sama sekali. Kami punya organisasi yang berjuang. Mereka bukan tempatnya.”
“Anda dengan sombong, kerdil, bodoh mengatakan para pemimpin Gereja tidak punya kapasitas dan tidak punya pengaruh. Mereka akan ditembak mati oleh TPNPB.”
Pernyataan Anda ini mencerminkan, Anda tidak punya kapasitas dan juga tidak punya pengaruh. Karena Anda membangun permusuhan dengan semua orang.
Lebih berbahaya adalah Anda membangun permusuhan dengan Gereja. Kalau Anda sudah menyatakan Tokoh Gereja tidak punya kapasitas dan tidak punya pengaruh, mengapa Anda berteriak-teriak dari tempat pelarian dan persembunyian?
Anda perlu sadar dan bertobat dan harus belajar dan mengerti bahwa Gereja dan Tokoh Gereja sejak 5 Februari 1855 sampai sekarang ini tetap hidup, berada dan bersama Penduduk Orang Asli Papua Barat yang berjuang untuk Penentuan Nasib Sendiri atau Papua Barat Merdeka.
Kalua Anda punya kapasitas dan pengaruh datang berteriak dan berjuang di Tanah Papua Barat bersama-sama dengan Gereja dan Tokoh Gereja.
Saudara Sebilon Sambom (Sebby Sambom) Anda hanya meneruskan apa yang sudah diperjuangkan oleh para pejuang yang sudah tidak bersama kita dan juga masih ada, tapi sudah tidak berdaya.
Anda tidak sadar, nama Anda dan semua pejuang disebut dalam doa-doa orang-orang kudus, gereja dan para tokoh gereja dari tempat mereka, tetapi, dengan pernyataan Anda sendiri telah menolak berkat-berkat doa dari Gereja dan para tokoh Gereja.
Apakah Anda mau berjuang dengan kekuatan Anda sendiri tanpa berkat dan kuasa doa dari para tokoh gereja yang Anda meremehkan dan menghina dengan mengatakan: tidak berpengaruh dan tidak punya kapasitas itu? Apakah Anda perlu jalan mulus atau jalan buntu? Apakah Anda single figther atau pejuang tunggal?
Anda dalam berjuang pijakan kakimu harus jelas. Anda jangan jalan tanpa dukungan semua orang yang bersimpati dan memiliki kerinduan hati seperti Anda.
Apakah sandaran kaki ada di PBB, ada di Australia, hanya ada di TPNBP?
Dimana tumpuan kaki Anda, basis kekuatan pendukung atau penopang perjuangan ini?
Apakah para Tokoh Gereja itu seperti Anda berteriak-teriak dari tempat pelarian dan persembunyian yang tidak akamodatif dan opisisi itu?
Gereja dan para tokoh Gereja ada di depan moncong senjata bersama Penduduk Orang Asli Papua, bukan melarikan diri dan berteriak dari tempat persembunyian.
Perjuangan TPNPB, KNPB, ULMWP tanpa dukungan doa dari Gereja dan para Tokoh Gereja semuanya hanya menjaring angin dan sia-sia, buang-buang waktu, tenaga dan pikiran atau hanya menyiksa diri saja atau mimpi kosong.
Hanya orang rendah hati dan menghargai semua orang yang selalu menjadi pemimpin yang membebaskan bangsanya yang tertindas dan teraniaya. Hanya orang yang beriman, berilmu dan berwawasan luas yang mampu dan sanggup membangun solidaritas sebagai kekuatannya untuk membebas bangsanya dari penjajahan.
Nelson Mandela tidak pernah jauh dari Arbishop Desmond Tutu. Desmond Tutu ada di lapangan dan Nelson Mandela ada di penjara. Mereka selalu bekerja sama demi keadilan, kemanusiaan, demokrasi, kebebasan bangsa Afrika Selatan.
Apakah Anda tidak baca dan belajar pengalaman ini?
Baca buku banyak supaya belajar pengalaman dari Tokoh Gereja seperti Desmond Tutu, Marthen Luther King, Jr, Uskup Dom Carlos Filipe Ximenes, Belo, SDB, Uskup Sephanya Kameta, Uskup Oskar Romero, dan masih banyak Tokoh Gereja yang memerdekakan umat Tuhan dalam tugas dan peran kenabiaan mereka.
Peranyataan Anda juga sangat merendahkan dan menghina dukungan dari Tokoh Gereja Pasifik sekaligus Sekretaris Jenderal Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC) Pdt. Dr. James Bhagwan.
Anda sepertinya ketinggalan informasi dan data-data seperti dikutip ini.Dukungan Kemerdekaan rakyat dan bangsa Papua Barat juga datang dari Sekretaris Konferensi Gereja-Gereja Pasifik (PCC) Pendeta Dr. James Bhagwan pada Sabtu, 18 Februari 2023.
“Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk penentuan nasib sendiri rakyat West Papua dan keinginan mereka untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusis. ULMWP harus dikonsultasikan oleh pemerintah, PBB dan Uni Eropa tentang masalah Papua Barat sebagai perwakilan rakyat Papua Barat yang diakui.”
Uskup Dom Carlos Filipe Ximenes, Belo, SDB, pernah mengatakan;
“Posisi Gereja Katolik di Timor Timur, pada pilihan apapun, adalah menerima situasi yang DIPILIH rakyat Timor Timur. Pada situasi ini, pilihan-pilihan yang dianjurkan oleh Gereja adalah pilihan untuk melakukan REFERENDUM. Gereja memberikan anjuran terhadap pilihan ini karena percaya bahwa pilihan terhadap REFERENDUM adalah pilihan demokratis yang mampu mengakomodasikan seluruh aspirasi dan suara hati rakyat Timor Leste” (Sumber: Demi Keadilan dan Perdamaian, Peter Tukan-Domingos de Sousa, 1997:338).
Silahkan Anda analisa sendiri dan belajar banyak supaya wawasanmu sedikit terbuka dan belajar berdiplomasi yang sehat, elegan, santun, bermartabat dan terhormat, kalau Anda merasa diri berjuang untuk nasib sebuah bangsa untuk merdeka dan berdaulat. Jangan berbicara tidak teratur, sebaiknya belajar bahasa berdiplomasi yang sehat dan benar.
Surat ini untuk semua pejuang. Kalau ada pejuang Papua Barat merdeka yang melawan TPNPB, KNPB dan ULMWP, berarti pertanyaan saya, Anda berjuang untuk siapa atau Anda bekerja untuk apa?
Tuhan memberkati Anda.
Ita Wakhu Purom, 9 Maret 2023
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua; Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua Barat (WPCC), Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC), Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).