Tanah Wouma dan Tanah dipegunungan Bukan Barang Murahan dan Barang Dagangan
Apakah Tanah Adat Wouma Digadaikan Untuk Tujuan Politik Kursi MRP, Gubernur dan Bupati?
Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman
Dugaan saya, ada orang-orang tertentu memanfaatkan TANAH Wouma untuk mendapat jabatan, kedudukan atau posisi dengan memperalatkan masyarakat.
Sementara pemilik TANAH yang sebenarnya dengan sungguh-sungguh dan serius mempertahankan TANAH mereka sebagai Sumber Kehidupan Sepanjang Zaman yang tidak boleh diambil orang-orang luar.
Saya mempunyai dugaan ada beberapa orang yang mempunyai kepentingan politik jangka pendek, yaitu:
(1) Ustadz Ismail Asso anggota MRP;
(2) John Wempy Wetipo untuk maju sebagai calon gub;
(3) Dandim 1702 Wamena Atenus Morip untuk maju sebagai calon bupati Jayawijaya; dan
(4) Ada beberapa sarjana yang ikut terlibat di dalam dengan kepentingan-kepentingan masing-masing.
Ada dugaan juga, bahwa orang-orang ini mencari atau mengumpulkan uang dengan memaksa atau memperalat masyarakat untuk melepaskan TANAH Wouma.
Sepertinya John Wempy Wetipo menjadi pengantar serangan “the main play maker” yang memainkan peran kunci dengan menggunakan posisi wakil menteri dalam negeri untuk menekan pemilik TANAH adat.
John Wempy Wetipo harus refleksi dan belajar pengalamannya pada saat menjadi bupati dan mau membangun Markas Brimob di lokasi yang sama tapi pada saat itu pak Bonny Lanny dengan keluarga menolak dan Mako Brimob tidak dibangun di TANAH ini.
Apakah posisi Wamendagri itu untuk menekan dan mengintimidasi rakyat pemilik Tanah Wouma?
Apakah posisi Dandim itu untuk menekan dan mengintimidasi dan menekan rakyat pemilik TANAH Wouma?
Apakah kedudukan, posisi, jabatan gubernur dan bupati harus diraih dengan menekan, menteror, mengintimidasi dan memecah belah rakyat pemilik TANAH Wouma?
Pada 5 Januari 2024, saya mendapat pesan WA dari Bonny Lanny pemilik TANAH Wouma, Hubula (Wamena) Jayawijaya.
Isi pesan:
“Syalom selamat malam bapa gembalaku yg di kasihi Kristus.🙏🏽
Bapa setelah saya melihat orang terima uang seperti begitu,hati saya ini sudah hancur bapa,😭😭🙏🏽
Bapa ijin dgn harapan yg ada sedikit di saya akan pimpin kelompok kita palang jalan di lokasi yg saat ini mereka lagi kerjakan.
Saya akan gosok lumpur sebagai tanda duka dan saya akan tunggu orang siapa yg dtg usir saya di lapangan,😭🙏🏽”.
SARAN saya kepada pak John Wempy Wetipo datang ke Wamena secepatnya untuk penyelesaian perbedaan pendapat KEPEMILIKAN TANAH DI WOUMA.
Saya minta supaya STATUS TANAH Wouma sebaiknya dijelaskan dengan jujur, terbuka, obyektif, profesional dan proporsional dari hati ke hati untuk mengetahui secara pasti:
(1) Siapa pemilik dan hak atas TANAH Wouma yang sebenarnya?
(2) Untuk membuktikan pertanyaan nomor satu, perlu cari nama Kepala Suku atau keluarga dari Tanah, Gunung, Kali, sungai, bukit di atas TANAH Wouma. Kalau ada Nenek moyang, Tete atau Nenek yang bermarga yang berhubungan TANAH Wouma berarti pemerintah HARUS dengar marga yang ada relasi TANAH dan leluhur itu. Karena merekalah berhak, pemilik dan berkuasa atas TANAH Wouma.
(3) Pemilik TANAH Wouma dari abad ke abad itu mau dikemanakan?
(4) Siapa yang akan menjamin keberlangsungan hidup pemilik TANAH Wouma karena tanah diambil oleh pemerintah?
(5) Resiko dan bahaya TANAH Wouma diambil oleh pemerintah ialah Negara mencabut akar kehidupan pemilik TANAH Wouma dan rakyat Wouma akan menjadi miskin permanen dan juga menjadi pengemis di TANAH leluhur mereka. Ini sangat menyedihkan.
(6) Apakah pemerintah sudah menjamin dan menyediakan Sumber Pendapatan sehari-hari penduduk Wouma untuk selama-lamanya karena TANAH sudah diambil?
(7) HARUS jelas, siapa yang bertanggungjawab kalau terjadi perang antara pemilik TANAH dengan pihak-pihak yang memaksa untuk TANAH Wouma diambil pemerintah?
SARAN saya sebagai berikut:
1. Kita harus menghindari konflik atau perang antar masyarakat. Karena di Tanah Papua pada umumnya dan khusus di Pegunungan ada tiga masalah yang memicu perang besar, yaitu TANAH, Perempuan, dan babi.
2. Pak John Wempy Wetipo, Pemerintah Daerah, dan masyarakat pemilik TANAH Wouma perlu duduk untuk memperjelas pemilik dan hak atas TANAH Wouma.
2. Mencari TANAH alternatif lain.
3. Kalau pemerintah memaksa mengambil TANAH Wouma, TANAH yang subur itu berarti Kompensasinya bukan uang, karena uang segera habis. Tetapi, Pemerintah HARUS menyediakan lokasi atau TANAH untuk rakyat Wouma dipindahkan dan untuk mereka berkebun.
Waa…Waa…Wa….
Ita Wakhu Purom, 6 Januari 2024
Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
2. Anggota: Dewan Gereja Papua (WPCC).
3 Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
3. Anggota Baptist World Alliance (BWA).
__________
Kontak: 08124888458 //0821-4395-5012