Umat Paroki St Yohanes Pembaptis Klasaman Merayakan Pesta Pelindung dan Hut ke 15 dengan Misa Syukur

SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Umat Paroki St Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong Papua Barat Daya Minggu (25/6/2023) merayakan pesta pelindung dan Hari Ulang Tahun (Hut) ke 15 dengan misa syukur yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Manokwari Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr didampingi sejumlah 7 Imam Union Keuskupan Manokwari Sorong.
Perayaan misa diawali pembacaan sekilas pandang perjalanan pelayanan Gereja Katolik wilayah Klasaman dari 1979 sampai 2023.
Uskup Mgr. H. Datus Lega dalam kotbahnya menegaskan perjalanan hidup umat Katolik membangun iman Kekatolikan di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Klasaman penuh dengan tantangan sebagai mana tercermin perjalanan hidup Yohanes Pembaptis.
Terkait Injil hari ini, Uskup meminta kepada semua umat untuk terus mewartakan kebenaran iman Katolik ke seluruh dunia khususnya di Tanah Papua sebagaimana Yohanes Pembaptis berani bersaksi tentang kebenaran itu.
“Ada tiga hal yang disampaikan Yohanes Pembaptis dan harus dihayati umat Katolik. ‘Parate Viam Domini’ Pertama, Siapkan Jalan bagi Tuhan, Kedua, Ikuti Dia dan Ketiga Dengarkan Dia.
Maka, sebagai mahkluk hidup memiliki ciri rohani yang tinggi, kita harus siapkan jalan bagi Tuhan. Berarti bersaksi, umat Paroki harus bisa memberi kesaksian, mengikuti jejak-jejak Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian tentang Kristus dan mengikuti suri teladan Yohanes Pembaptis,”ujar Uskup Hilarion Datus Lega
Untuk itu, kita juga harus percaya bahwa karya belaskasih Allah tidak hanya terjadi di masa lampau tetapi juga terjadi di masa kini.
Kita sebagai Gereja yang merayakan kelahiran Yohanes Pembaptis harus bisa mencontohi hidupnya. Ia mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Kelahiran Yohanes Pembaptis menyertakan peristiwa iman yang istimewa bagi kita.
“Kehidupan Yohanes yang sangat sederhana, hidup mengembara, pakaiannya kulit binatang dan makannya belalang dan madu hutan menggambarkan siapa Yohanes Pembaptis itu. Ternyata Yohanes memiliki hati yang lembut dan rendah hati. Terbukti ketika orang pada jamannya menanyakan apakah dirinya Mesias, dengan jujur dan rendah hati mengatakan “membungkuk untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak layak”. Yohanes tidak memanfaatkan kesempatan. Tetapi Ia bersaksi tentang kebenaran kedatangan Isa Almasih”,terang Uskup.
Misi Gereja mendapat tantangan, apakah kita terus memperjuangkan kebenaran di Tanah Papua atau kita mudah menyerah jika menghadapi tantangan dan kesulitan? Bahkan lari dan takut menghadapi tantangan itu? Semoga umat Paroki tetap meneladan Yohanes Pembaptis yang tegas dan lembut serta tulus hatinya.
“Para murid berkumpul karena didorong oleh Roh Yesus. Bagaimana dengan Gereja zaman sekarang? Tidak mengherankan bahwa dalam perubahan zaman ini, kaum perempuan gigih berjuang berupaya mengubah paradigma gender di berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek menggereja, maka Gereja dipenuhi dengan kaum perempuan sedangkan kaum pria hanya sedikit aktif ke Gereja.
Terkait hal ini, Uskup mengajak seluruh umat Katolik untuk berperan aktif dalam kehidupan menggereja. “Mari terlibat aktif dalam hidup menggereja. Membangun Gereja baru bukan hanya menyiapkan fisik saja tetapi menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas rohani dan aktif menggereja,” ajak Uskup.
Pastor Paroki Yohanes Pembaptis, Izak Bame, Pr saat ditemu mengutarakan terbentuknya paroki St.Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong dari 25 Juni 2008 sampai 2023, begitu cepat.
“Umat di paroki ini sebanyak 2.612 umat per Januari 2022 dari 14 lingkungan dan 3 stasi”,tutur Izak Bame.
Menurut Pastor Izak Bame yang juga ketua Komisi Kerawam Keuskupan Manokwari Sorong ini bahwa kedepannya akan ada pengembangan wilayah pelayanan umat seperti di km 17 dan intimpura Klagana Kota Sorong menjadi stasi sendiri.
Pantuan papuaspiritnews.com setelah misa syukur dilanjutkan dengan acara pemotongan kue HUT Paroki ke 15 Tahun oleh Uskup, Pastor Paroki, Asisten I mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Penjabat Walikota Sorong diwakili Asisten I, Tokoh Umat, Ketua DPRD Kabupaten Tambrauw serta umat yang hadir. Kemudian pembagian hadiah lomba dan pertandingan diakhiri dengan jamuan kasih bersama [Engel Semunya]