Warinussy Desak Kapolri Memerintahkan Kapolda PB Memeriksa Kapolres Teluk Bintuni
![IMG-20241230-WA0006 IMG-20241230-WA0006](https://www.papuaspiritnews.com/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241230-WA0006-457x1024-900x600.jpg)
SORONG, PAPUASPIRITNEWS.com-Sebagai Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (human rights defender/HRD), Yan Christian Warinussy kembali mendesak Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar memerintahkan Kapolda Papua Barat memeriksa Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wahid dan anggotanya yang ikut serta dalam perjalanan operasi senyapnya ke wilayah Distrik Moskona Barat. Karena operasi tersebut berujung pada dugaan “hilang” nya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tommy Samuel Marbun.
Hal ini Warinussy katakan berdasarkan keterangan kliennya Silas Meyem yang menerangkan bahwa pada hari kejadian pada Rabu (18/12) di Kali Rawara. Saat itu, menurut Meyem, dirinya bersama sekitar 3 (tiga) anggota sedang menyeberangi Kali tersebut yang sedang banjir akibat hujan sejak semalam (17/12). Sedangkan di tepi kali tersebut di bagian seberangnya masih ada beberapa anggota polisi lainnnya. Sementara, Kasat Marbun sendiri menyusul menyeberang dengan cara berenang sendiri tanpa dikawal salah satu anggota pun.
“Saya lihat Pak Kasat pakai baju warna gelap dan memakai rompi dan di bagian dadanya ada isi megasen. Kasat juga gantung senjata di bagian belakang dan bawa pistol di pinggangnya”, jelas Meyem kepada saya.
Sehingga menurut Silas Meyem bahwa ketika dirinya bersama sekitar 3 (tiga) anggota, termasuk Roland Manggaprouw (anggota Buser Polres Teluk Bintuni) sudah tiba di seberang kali Rawara tersebut, mereka melihat ke kali tersebut bahwa Kasat Marbun sudah ada di tengah dan sempat mendengar Kasat berteriak dengan kata : “tolong”, sebanyak 2 (dua) kali lalu tak kelihatan lagi.
Silas Meyem menjelaskan bahwa dia kemudian diperintah oleh Roland Manggaprouw dan anggota lainnya menyusuri tepi kali itu ke arah dimana Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni itu diduga terbawa arus.
Sama sekali tidak ada situasi tembak menembak sebelum Kasat Reskrim tersebut diduga tenggelam di Kali Rawara tersebut.
“Saya baru dengar bunyi tembakan senapan satu kali dari arah belakang saya dan beberapa kali bunyi tembakan senapan lagi, lalu saya putuskan untuk lari menyelamatkan diri, karena saya takut kalau kembali ke anggota tadi, pasti saya tidak selamat, mungkin saya akan dibunuh, karena komandan (Kasat Reskrim) sudah tenggelam”,kisah Meyem menjelaskan lagi.
Silas Meyem menyangkal pernyataan Roland Manggaprouw bahwa hp milik Roland dibawa oleh Silas. “Itu tidak betul, Roland punya tas itu saya tidak bawa, karena waktu kami diperintah oleh Roland dan Kasat agar pagi itu (Rabu, 18/12) berenang menyeberangi kali Rawara yang banjir, saya hanya pakai celana pendek tali (baca : celana olahraga) dan berkaos singlet saja, saya tidak tahu Roland punya hp itu dibawa oleh siapa?”, sangkal Silas Meyem.
Karena itu, Warinussy bersikera agar AKBP Choiruddin Wahid dan Roland Manggaprouw serta anggota Satuan Reskrim Polres Teluk Bintuni maupun anggota Brimob dan anggota TNI segera diperiksa oleh tim khusus dari Propam Mabes Polri dan Propam Kapolda Papua Barat.
“Saya mendesak dilakukan pemeriksaan terhadap oknum Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wahid, karena diduga keras Kapolres Turut serta dalam operasi senyap yng berujung hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tommy Samuel Marbun tersebut”,tutup Warinussy. [engels]